Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton juga hadir dalam pembicaraan di Oman itu.
Kerry dan Zarif berjabat tangan tetapi tidak memberikan komentar kepada media ketika mereka bersiap memulai diskusi mereka di ibukota Oman, Muscat.
Berbicara sebelum berangkat ke Beijing, Sabtu (8/11), Kerry mengatakan, ada kesenjangan nyata dalam pembicaraan untuk mencapai kesepakatan dengan Iran mengenai program nuklirnya. Ia juga menegaskan bahwa perundingan nuklir terpisah dari isu-isu lain, termasuk kemungkinan kerjasama dengan Iran dalam perang melawan kelompok militan Negara Islam (ISIS).
Presiden Barack Obama mengatakan pekan lalu bahwa Amerika dan sekutu-sekutunya yang tergabung dalam kelompok P5 plus 1 telah memberi Iran sebuah kerangka kerja bagi kesepakatan nuklir.
Ia menyebut kerangka itu sebuah cara bertahap yang dapat diverifikasi bagi Iran untuk terbebas dari sanksi-sanksi yang melumpuhkan dan bergabung kembali dengan komunitas internasional. Namun presiden mengatakan, apakah pemimpin Iran akan melakukan yang terbaik merupakan hal yang masih dipertanyakan.
Kelompok P5 plus 1, yaitu lima anggota tetap DK PBB dan Jerman, ingin Iran menghentikan pengayaan uraniumnya agar tidak dapat membangun bom nuklir. Sebagai imbalannya. PBB akan mencabut sanksi-sanksi ekonomi.
Iran secara konsisten membantah ingin membuat senjata nuklir.