Menlu AS John Kerry mengatakan ia dan Menlu Rusia Sergei Lavrov telah mengadakan pembicaraan yang konstruktif mengenai pengakhiran program senjata kimia Suriah.
JENEWA —
Kedua pemimpin bertemu hari Jumat dengan utusan PBB untuk Suriah Lakhdar Brahimi di Jenewa. Mereka membahas rencana Rusia mengenai cara menempatkan senjata kimia Suriah di bawah pengawasan internasional dan mencegah serangan militer Amerika. Kerry kemudian bertemu dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Kerry mengatakan ia dan Lavrov telah setuju melakukan persiapan lainnya sebagai bagian dari upaya mengajak pihak-pihak yang berperang di Suriah untuk mengikuti konferensi mengenai pemerintah transisi.
John Kerry mengatakan perundingan konstruktif mengenai mengekang dan memusnahkan senjata kimia Suriah mencakup beberapa “pekerjaan rumah” yang perlu dilakukannya bersama Menteri Luar Negeri Lavrov untuk membuat faksi-faksi yang bertikai di Suriah bertemu dalam konferensi mengenai sebuah pemerintahan transisi.
“Kami berdua sepakat untuk melakukan pekerjaan rumah itu dan bertemu lagi di New York di seputar sidang majelis umum PBB sekitar tanggal 28, untuk melihat kemungkinan tanggal konferensi itu yang sebagian besar tentunya tergantung pada kesuksesan disini dalam beberapa jam, beberapa hari terkait masalah senjata kimia,” kata Kerry.
Lavrov mengatakan kemajuan yang dicapai dalam perundingan senjata kimia Suriah bisa membantu membuka jalan bagi transisi politik.
“Pihak-pihak Suriah harus mencapai kesepakatan bersama mengenai tubuh pemerintah transisi yang akan memerintah dengan kewenangan eksekutif penuh. Komunike itu juga mengatakan semua kelompok masyarakat Suriah harus terwakili,” kata Lavrov.
Kerry dan Lavrov berbicara kepada wartawan hari Jumat setelah bertemu dengan Lakhdar Brahimi, utusan khusus PBB untuk Suriah yang berupaya menyelenggarakan konferensi ini yang dikenal sebagai Jenewa 2.
“Konferensi itu sangat penting, tapi juga sangat penting bagi kita untuk mensukseskan Jenewa 2,” kata Brahimi.
Konferensi itu berkali-kali ditunda karena kebingungan diantara oposisi Suriah dan ketidak sepakatan mengenai negara mana yang akan hadir. Rusia menganggap Iran harus ikut dalam perundingan itu. Amerika menentang keikut sertaan Iran karena pasukannya memberi nasehat dan memasok pasukan Suriah.
Tidak jelas bagaimana perundingan mengenai senjata kimia bisa menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada melalui konferensi Jenewa 2, tapi Kerry mengatakan ia berharap usulnya “bisa berhasil dan membawa perdamaian serta kestabilan bagi kawasan dunia yang dikoyak perang itu”.
Kerry mengatakan ia dan Lavrov telah setuju melakukan persiapan lainnya sebagai bagian dari upaya mengajak pihak-pihak yang berperang di Suriah untuk mengikuti konferensi mengenai pemerintah transisi.
John Kerry mengatakan perundingan konstruktif mengenai mengekang dan memusnahkan senjata kimia Suriah mencakup beberapa “pekerjaan rumah” yang perlu dilakukannya bersama Menteri Luar Negeri Lavrov untuk membuat faksi-faksi yang bertikai di Suriah bertemu dalam konferensi mengenai sebuah pemerintahan transisi.
“Kami berdua sepakat untuk melakukan pekerjaan rumah itu dan bertemu lagi di New York di seputar sidang majelis umum PBB sekitar tanggal 28, untuk melihat kemungkinan tanggal konferensi itu yang sebagian besar tentunya tergantung pada kesuksesan disini dalam beberapa jam, beberapa hari terkait masalah senjata kimia,” kata Kerry.
Lavrov mengatakan kemajuan yang dicapai dalam perundingan senjata kimia Suriah bisa membantu membuka jalan bagi transisi politik.
“Pihak-pihak Suriah harus mencapai kesepakatan bersama mengenai tubuh pemerintah transisi yang akan memerintah dengan kewenangan eksekutif penuh. Komunike itu juga mengatakan semua kelompok masyarakat Suriah harus terwakili,” kata Lavrov.
Kerry dan Lavrov berbicara kepada wartawan hari Jumat setelah bertemu dengan Lakhdar Brahimi, utusan khusus PBB untuk Suriah yang berupaya menyelenggarakan konferensi ini yang dikenal sebagai Jenewa 2.
“Konferensi itu sangat penting, tapi juga sangat penting bagi kita untuk mensukseskan Jenewa 2,” kata Brahimi.
Konferensi itu berkali-kali ditunda karena kebingungan diantara oposisi Suriah dan ketidak sepakatan mengenai negara mana yang akan hadir. Rusia menganggap Iran harus ikut dalam perundingan itu. Amerika menentang keikut sertaan Iran karena pasukannya memberi nasehat dan memasok pasukan Suriah.
Tidak jelas bagaimana perundingan mengenai senjata kimia bisa menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada melalui konferensi Jenewa 2, tapi Kerry mengatakan ia berharap usulnya “bisa berhasil dan membawa perdamaian serta kestabilan bagi kawasan dunia yang dikoyak perang itu”.