Menlu AS John Kerry menyoroti pentingnya hubungan antara Mesir dan AS serta pentingnya Mesir di Timur Tengah sewaktu ia bertemu, Minggu (2/8), dengan Menlu Mesir Sameh Shoukri.
Dalam pidato pembukaannya pada pembicaraan di Kairo, Kerry mengatakan, kedua pihak akan membahas ancaman dari ISIS dan bahwa Mesir telah banyak menderita dalam usahanya memerangi ekstrimisme. Ia menegaskan, perlunya strategi kontraterorisme yang mendapat dukungan tokoh agama, pendidik dan warga yang menentang doktrin kebencian.
Kerry juga membahas peran pemerintah, dengan mengatakan perlu adanya rasa saling percaya antara pihak berwenang dan rakyat, dan bahwa semakin bangga rakyat akan lembaga-lembaga berwenang, akan semakin efektif lembaga-lembaga itu
Hari ini Kerry juga dijadwalkan akan bertemu Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi.
Para pejabat AS mengatakan, pertemuan itu ditujukan untuk menghidupkan kembali kemitraan strategis dengan Mesir yang melambat hingga nyaris terhenti karena keprihatinan HAM AS terkait penggulingan President Mohamed Morsi oleh militer tahun 2013.
Pekan lalu, AS mengumumkan pengiriman delapan jet tempur F-16 ke Mesir sebagai bagian dari bantuan militer tahunan yang bernilai 1,3 miliar dolar.
Kerry mengatakan, Minggu, AS akan terus memberikan pelatihan militer bagi Mesir, dan juga mengungkapkan penghargaan atas peran Mesir dalam koalisi pimpinan AS yang melakukan serangan udara terhadap militan ISIS.
Menteri Kerry berada dalam lawatan lima negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Setelah Mesir, Kerry dijadwalkan akan berkunjung ke Qatar untuk bertemu Dewan Kerjasama Teluk yang beranggotakan enam negara.