Kerugian Akibat Banjir di China Lampaui $ 25 Miliar

Petugas polisi paramiliter mengevakuasi penduduk desa yang dilanda banjir dengan perahu di daerah Yongxiu di Jiujiang, Provinsi Jiangxi, China 14 Juli 2020. (Foto: China Daily via REUTERS)

Banjir selama musim panas di China mengakibatkan lebih dari 200 orang tewas atau hilang, dan menimbulkan kerugian langsung senilai lebih dari AS$25 miliar.

Wakil Menteri Urusan Penanggulangan Situasi Darurat China, Zhou Xuewen mengungkapkan hal itu kepada wartawan, Kamis (13/8). Ia mengatakan, 219 orang tercatat tewas atau hilang, sementara sekitar 54 ribu rumah mengalami kerusakan.

Menurut Zhou, kerugian ekonomi akibat banjir tahun ini diperkirakan mencapai AS$ 25,7 miliar -atau 15,9% lebih tinggi daripada kerugian akibat banjir per tahun selama lima tahun sebelumnya.

Banjir kali ini melanda kawasan perairan sungai-sungai besar di bagian tengah dan selatan negara ini, sementara kota-kota besar pada umumnya terhindar dari banjir.

Bencana ini memperburuk situasi ekonomi yang sudah tertekan akibat wabah virus corona yang berawal dari Wuhan, China Tengah, tahun lalu.

Meski secara umum dinilai telah berhasil mengendalikan wabah Covid-19, China mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat karena melonjaknya biaya-biaya produksi dan kejenuhan pasar dalam negeri. Perang dagang yang terus berlangsung dengan AS ikut memperparah situasi tersebut. [ab/uh]