Kesadaran Pekerja Sektor Rawan Gunakan Kondom Masih Rendah

  • Fathiyah Wardah

Sebuah kondom raksasa dipasang di tugu "Obelisk" di pusat kota Buenos Aires, Argentina untuk memperingati Hari AIDS sedunia (foto dokumentasi).

Para pekerja sektor rawan berasal dari provinsi lain dan jauh dari keluarga, sehingga sangat rentan melakukan seks bebas.

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional bekerjasama dengan sejumlah Kementerian melakukan pencegahan penularan HIV AIDS bagi pekerja di sejumlah sektor yang dinilai rawan. Kementerian tersebut diantarannya Kementerian Pekerjaan Umum, Perhubungan serta Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Deputi Sekretaris Komisi penanggulangan AIDS Nasional Bidang Program, Fonny J. Silfanus Kamis di Jakarta menjelaskan sejumlah sektor yang dikatagorikan rawan itu diantaranya sektor perkebunan, pertambangan, perindustrian, konstruksi, pelabuhan dan juga mereka yang bekerja sebagai supir antar provinsi.

Hal tersebut dikarenakan para pekerja di sektor itu kebanyakan berasal dari provinsi lain dan jauh dari keluarga, sehingga mereka sangat rentan melakukan seks bebas.

Untuk itu, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional bekerjasama dengan sejumlah Kementerian melakukan pencegahan penularah HIV/AIDS ditempat kerja yang dikatagorikan rawan.

Para Menteri dari sejumlah Kementerian ini kata Fonny mengeluarkan aturan yang mengharuskan pengusaha dari sejumlah sektor tersebut menyiapkan kondom untuk para buruh mereka. Karena kondom, kata Fonny, merupakan satu-satunya alat yang dapat mencegah terjadinya penularan HIV AIDS melalui transmisi seksual.

Fonny mengatakan, "Dorongan untuk melakukan seks, dorongan biologis itu kan tidak bisa dikendalikan, istrinya tidak ada, otomatis dia akan cari. Pembangunan jalan, buruh-buruh itu. Kemudian banyak kan angkatan kerja misalnya pergi ke perkebunan misalnya di Papua, dan selalu ditempat itu ada pekerja seks yang akan hadir disitu, karena ada demand. Kalimantan misalnya pertambangan batubara, kemudian Jawa, seluruh Indonesia itu ka nada pembangunan semua, ada jalan apalagi sekarang rumah-rumah property kan banyak sekali. Di Batam perindustrian itu kan banyak juga angkatan kerja dari Jawa kesana, dari mana-mana."

Kondom merupakan alat yang efektif untuk mencegah penularan HIV AIDS melalui transmisi seksual.

Lebih lanjut Fonny J. Silfanus mengungkapkan kesadaran laki-laki dalam menggunakan kondom ketika melakukan seks bebas masih rendah. Saat ini baru sekitar 30 persen yang secara terus menerus menggunakan kondom.

Untuk itu menurut Fonny, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada mereka sehubungan dengan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dari ancaman penyebaran virus HIV/ AIDS.

Fonny mengatakan ada sepuluh daerah di Indonesia yang angka penderita HIV AIDS terbesar, diantaranya Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara dan Papua.

Menurut Fonny, "Dia harus tahu bahwa dia beresiko, masalahnya dia tidak tahu dia beresiko. Kalau tidak ada edukasi, kita tidak akan sampai pada perubahan perilaku."

Tanggal 1 Desember mendatang, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dan DKT Indonesia akan melakukan pekan kondom nasional. Ini dilakukan sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat secara luas akan pentingnya melakukan seks yang aman dengan menggunakan kondom.

DKT Indonesia merupakan organisasi pemasaran sosial yang meningkatkan penggunaan kondom dan kontrasepsi lainnya untuk mencegah HIV AIDS dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Direktur DKT Indonesia, Todd Callahan yakin bahwa Pekan Kondom Nasional ini juga akan dapat mengurangi pandangan negatif masyarakat Indonesia selama ini sehubungan dengan kondom.

Todd Callahan menambahkan, "Dan saya yakin menolong untuk mengurangi stigma terhadap kondom dan asosiasinya dengan seks bebas."