Taiwan menyambut kedatangan dua pakar panda China, sebuah kontak yang langka terjadi di tengah perselisihan antara Beijing dan Taipei. Kedua pakar itu tiba Selasa (1/11) setelah kondisi panda bernama Tuan Tuan di Kebun Binatang Taipei yang diduga menderita tumor otak ganas, memburuk.
Panda raksasa itu dan pasangannya, Yuan Yuan, dihadiahkan ke kebun binatang tersebut pada tahun 2008 sewaktu hubungan Taiwan dan China sempat menghangat. Hubungan telah memburuk sejak saat itu, dengan Beijing memutuskan kontak pada tahun 2016 setelah Tsai Ing-wen terpilih sebagai presiden Taiwan. Tsai yang prokemerdekaan terpilih kembali pada tahun 2020.
Jajak-jajak pendapat secara rutin menunjukkan Taiwan menolak permintaan China untuk penyatuan politik antara kedua pihak, sebagai gantinya mendukung status quo kemerdekaan de facto.
China mengirim sejumlah panda ke luar negeri sebagai isyarat niat baik tetapi mempertahankan kepemilikan atas hewan-hewan itu dan anak-anak yang mereka hasilkan. Hewan-hewan ini berasal dari China Barat Daya dan merupakan maskot nasional tidak resmi.
Hasil pemindaian pada Tuan Tuan menunjukkan bahwa kerusakan pada otaknya kian parah sebagai tanda tumor itu telah “berkembang pesat”, kata kebun binatang itu dalam sebuah berita yang dirilisnya.
Kedua pakar, Wu Honglin dan Wei Ming, memiliki pengalaman panjang di bidang kesehatan dan reproduksi panda di pusat penelitian panda utama di Wolong di provinsi Sichuan, China.
Panda, yang jarang berkembang biak di alam liar dan bergantung pada makanan bambu, tetap menjadi salah satu spesies paling terancam di dunia. Diperkirakan 1.800 panda hidup di alam liar, sementara 500 lainnya berada di kebun binatang atau cagar alam, sebagian besar di Sichuan. [ab/uh]