Para wanita berbaris dalam protes di Owo pada hari Selasa (7/6) setelah kota di Nigeria Selatan itu mengalami serangan terhadap sebuah gereja pada hari Minggu lalu yang menewaskan sedikitnya 38 orang.
Seorang pemimpin suku berada di depan pawai sementara mereka meneriakkan “Ogun, dewa besi, akan membalas dendam mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu.”
“Kami di sini untuk mengatakan sudah cukup,” kata Yemi Mahmud selagi bergabung dalam demonstrasi itu. “Owo adalah tempat yang damai tetapi ini telah terjadi sekarang, ini aneh bagi kami.”
Raja kerajaan Owo juga mempertemukan para pemimpin etnis untuk berdiskusi sementara dia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kekerasan dapat meningkat lebih lanjut. Lima anak termasuk di antara yang tewas setelah orang-orang bersenjata dengan bahan peledak menyerbu Gereja Katolik St. Fransiskus di kota di negara bagian Ondo.
BACA JUGA: Pihak Berwenang Selidiki Serangan Maut di Gereja NigeriaNigeria, negara terpadat di Afrika dengan 206 juta orang, telah bergulat selama lebih dari satu dekade menghadapi pemberontakan di timur laut oleh pemberontak ekstremis Islamis Boko Haram dan cabangnya, ISIS Provinsi Afrika Barat.
Raja Owo, Oba Ajibade Gbadegesin Ogunoye, memperingatkan akan terjadinya krisis kemanusiaan jika konflik internal meluas lebih jauh ke Nigeria selatan dan memaksa jutaan orang mengungsi.
Sekolah dan tempat-tempat berkumpul umum tetap ditutup di Owo pada hari Selasa (7/6) dan banyak warga tinggal di rumah.
Komando Polisi Ondo belum melakukan penangkapan atau mengonfirmasi identitas para penyerang, yang dikatakan setidaknya berjumlah lima orang, kata seorang juru bicara. [lt/uh]