Lonjakan kasus dan rawat inap akibat COVID-19 di Puerto Rico telah menyebabkan para pakar kesehatan berselisih dengan pejabat pemerintah.
Pemerintah berusaha melindungi kesehatan rakyat sekaligus berusaha mencegah krisis ekonomi di pulau yang dilanda badai, gempa bumi dan krisis keuangan berkepanjangan.
"Kesulitannya di sini adalah bagaimana menemukan solusi ... untuk memberi kesempatan bagi rakyat untuk bekerja dan bertanggung jawab dan juga mempertahankan kesehatan sebagai prioritas," kata Ramón Leal, mantan presiden Asosiasi Restoran Puerto Rico. "Ini keadaan yang sulit."
Gubernur Pedro Pierluisi telah menolak pembatasan ketat pada bisnis-bisnis. Solusinya, menurutnya, adalah vaksinasi.
Lebih dari dua juta dosis vaksin telah diberikan di pulau itu, 55 persen di antaranya telah menerima satu dosis, dan 27 persen menerima dua dosis.
Meskipun para pejabat kesehatan mengatakan lega karena banyak yang ingin divaksin, mereka menyesalkan sebagian orang yang belum terlindungi secara penuh, mengabaikan pembatasan yang termasuk jam malam yang berlangsung lebih dari setahun.
Wilayah berpenduduk 3,3 juta itu telah melaporkan lebih dari 115 ribu kasus terkonfirmasi, lebih dari 115 ribu kasus terduga, dan lebih dari 2.000 kematian. Tingkat penularan pada pekan terakhir pada April mencapai 28 kasus per 100 ribu orang per hari, dibandingkan dengan 17 per 100 ribu di daratan utama AS. [vm/ft]