Kesenjangan gaji antara kelompok pekerja dan CEO di 300 perusahaan publik AS dengan upah rata-rata terendah melonjak pada 2021. Laporan tersebut didapat dalam sebuah studi yang dirilis oleh Institute for Policy Studies (IPS) pada Selasa (7/6).
Kesenjangan rata-rata yang tercatat mencapai 670 banding 1, naik dari nilai 604 banding 1 di tahun sebelumnya, sementara 49 perusahaan memiliki rasio di atas 1.000 banding 1, berdasarkan studi tersebut. Gaji rata-rata CEO dalam grup naik $2,5 juta menjadi $10,6 juta, sementara gaji rata-rata pekerja naik $3.556 menjadi $23.968.
Temuan ini akan memberikan amunisi baru bagi investor yang mendorong keadilan sosial sebagai bagian dari agenda lingkungan, sosial dan tata kelola (environmental, social and governance/ESG) mereka.
Sebuah bangunan di 650 Fifth Avenue terlihat di bagian tengah kota Manhattan di New York. (Foto: Reuters)
Perusahaan A.S. menghadapi gelombang resolusi pemegang saham terkait agenda lingkungan, sosial dan tata kelola yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini. Perlakuan terhadap pekerja menjadi salah satu masalah yang sering diangkat
"Selama pandemi, pekerja berupah rendah telah menunjukkan betapa pentingnya mereka dalam menggerakkan ekonomi kita. Dengan keuntungan yang meningkat pada 2021, perusahaan memiliki peluang untuk membuat lompatan besar menuju kesetaraan gaji yang lebih besar," kata Sarah Anderson, Direktur Proyek Ekonomi Global di IPS.
Studi tersebut menemukan bahwa di 106 perusahaan, gaji rata-rata pekerja gagal mengikuti tingkat inflasi rata-rata AS sebesar 4,7 persen selama periode tersebut. Dari kelompok itu, 67 perusahaan menghabiskan gabungan $43,7 miliar untuk pembelian kembali saham pada periode tersebut, meningkatkan gaji berbasis saham para CEO
BACA JUGA: Biden Puji Pencapaian Penyerapan Tenaga Kerja di AS
Sebagai tanggapan, semakin banyak pekerja yang mengambil tindakan sendiri dan pindah pekerjaan untuk mendapatkan gaji yang lebih baik, kondisi kerja atau keseimbangan kehidupan kerja, sebuah tren yang dikenal sebagai "Pengunduran Diri Besar-besaran."
Sebuah survei global bulan Maret oleh konsultan PwC menemukan satu dari lima pekerja "sangat" atau "sangat mungkin" untuk berpindah perusahaan dalam 12 bulan ke depan.
Pandemi COVID-19 telah meningkatkan perhatian investor tentang cara perusahaan memperlakukan staf mereka, meskipun, seperti yang terlihat pada pertemuan tahunan Amazon baru-baru ini, banyak yang menolak keras menentang manajemen terkait masalah tersebut. [ah/rs]