Kesepakatan dengan Polisi Tercapai, Demo Pro-Palestina di Sydney Tetap Digelar 6 Oktober 

Anggota dari Grup Aksi Palestina berkumpul menjelang aksi protes pro-Palestina di Sydney, Australia, pada 3 Mei 2024. (Foto: Reuters/Alasdair Pal)

Sebuah kelompok pro-Palestina akan melanjutkan rencana mereka untuk menggelar unjuk rasa di Sydney, Australia, pada Minggu (6/10), setelah mencapai kesepakatan dengan kepolisian, yang sebelumnya meminta pengadilan melarang unjuk rasa pada 6 dan 7 Oktober, dengan alasan keamanan para pengunjuk rasa dan masyarakat umum.

Polisi mengatakan, Mahkamah Agung negara bagian New South Wales menolak petisi kepolisian dengan sepersetujuan mereka, setelah penyelenggara unjuk rasa setuju untuk mengubah lokasi dan rute demonstrasi pada Minggu, dan untuk tidak menampilkan bendera, foto maupun simbol-simbol organisasi terlarang.

Kelompok Aksi Palestina Sydney juga membatalkan permohonan unjuk rasa pada 7 Oktober, yang merupakan peringatan satu tahun serangan Hamas yang paling mematikan ke Israel, yang memicu kembali perang Israel di Gaza.

Alih-alih, kelompok tersebut akan menggelar peringatan di pusat kota Sydney pada tanggal tersebut, meski belum jelas apakah acara itu diizinkan pihak berwenang. Kepolisian New South Wales tidak segera menanggapi permintaan tanggapan.

BACA JUGA: Menlu Australia Desak Warganya yang Ingin Tinggalkan Lebanon untuk Ambil Penerbangan Paling Awal 

Polisi mengatakan dalam pernyataannya bahwa mereka akan bekerja sama dengan pihak penyelenggara unjuk rasa pada Minggu untuk menjamin keamanan masyarakat.

“Polisi tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap siapa pun yang melakukan pelanggaran pidana,” tambah pernyataan tersebut.

Beberapa aksi protes di Melbourne akhir pekan lalu diikuti sejumlah peserta unjuk rasa yang melambaikan bendera dengan simbol Hizbullah dan foto pemimpin kelompok tersebut, Sayyed Hassan Nasralllah, yang tewas dalam serangan Israel. Polisi lantas melakukan penyelidikan terhadap hal tersebut.

Hizbullah, kelompok militan Lebanon yang didukung Iran, terdaftar sebagai “organisasi teroris” di Australia.

Insiden antisemitisme dan Islamofobia di Australia pun meningkat sejak awal perang Israel-Hamas. Negara itu lantas mengesahkan undang-undang yang melarang pemajangan secara terbuka simbol-simbol kelompok teror pada tahun lalu. [rd/ns]