Suatu perjanjian mengenai eksplorasi energi di laut dianggap sebagian kalangan sebagai upaya untuk terus memperbaiki hubungan antara China dan Filipina, negara-negara yang sebelumnya saling bertentangan sampai-sampai sengketa mengenai kedaulatan maritim mereka diajukan ke mahkamah arbitrase dunia.
Para pejabat Filipina dan China menandatangani nota kesepahaman pada 20 November lalu untuk bersama-sama mencari minyak atau gas di dalam Laut China Selatan. Kedua negara memperebutkan kedaulatan atas beberapa bagian laut tersebut, menyebabkan Filipina mengajukan gugatan untuk mendapatkan arbitrase dan memenangkan kasusnya melawan China pada tahun 2016.
Selama dua tahun belakangan, China telah mengulurkan bantuan ekonominya ke Filipina yang relatif miskin. Presiden Filipina Rodrigo Duterte kemudian mengesampingkan sengketa kedaulatan itu, seraya menyatakan negaranya tidak mungkin akan dapat memenangkan perang dengan China.
Tetapi pemerintah Filipina menyatakan tidak akan menerima kurang dari 60 persen bagian hasil temuan bahan bakar fosil, dan China diperkirakan akan mematuhinya sebagai cara membangun hubungan yang lebih kuat dengan Filipina, yang warganya masih meragukan hal tersebut. [uh]