Puluhan tank bekas Leopard 1, yang dulunya dimiliki oleh Belgia, telah dibeli oleh negara Eropa lainnya untuk pasukan Ukraina yang memerangi invasi Rusia, kata pedagang senjata yang melakukan kesepakatan itu pada Selasa (8/8).
Leopard buatan Jerman menjadi pusat perselisihan publik pada awal tahun ini setelah Menteri Pertahanan Belgia Ludivine Dedonder mengatakan pemerintah telah menjajaki pembelian kembali tank untuk dikirim ke Ukraina tetapi harga yang dipatok tidak masuk akal.
Perselisihan itu menyoroti kesulitan yang dihadapi oleh pemerintah Barat yang berusaha mencari senjata untuk Ukraina setelah peperangan yang intens yang telah berlangsung selama setahun lebih. Senjata yang dibuang karena sudah usang sekarang banyak diminati, dan seringkali dimiliki oleh perusahaan swasta.
Freddy Versluys, CEO perusahaan pertahanan OIP Land Systems, membeli tank dari pemerintah Belgia lebih dari lima tahun lalu.
Your browser doesn’t support HTML5
Kepada kantor berita Reuters, ia mengatakan pihaknya telah menjual 50 tank ke pemerintah Eropa lainnya, yang tidak dapat ia sebutkan namanya karena klausul kerahasiaan. Ia juga belum bisa membeberkan harganya.
Surat kabar Jerman Handelsblatt, pada Selasa, melaporkan bahwa perusahaan pembuat senjata Rheinmetall telah memperoleh tank-tank itu dan akan mempersiapkan sebagian besar tank tersebut untuk diekspor ke Ukraina.
Perusahaan itu menolak untuk berkomentar mengenai isu terkait.
"Fakta bahwa mereka meninggalkan perusahaan kami membuktikan bahwa kami meminta harga pasar yang adil, dan seseorang dengan gembira untuk membelinya," ujar Versluys dalam unggahan di LinkedIn, yang dilengkapi dengan sebuah foto tank di samping vodka buatan Ukraina.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah Jerman telah membayar 32 tank leopard 1 untuk dikirim ke Ukraina dan pengiriman tersebut merupakan bagian dari paket bantuan untuk Ukraina yang Jerman umumkan dalam KTT NATO di Vilnius, pada Juli lalu. [my/jm/rs]