Phnom Penh Post, yang selama lebih dari 30 tahun ini terbit dari ibu kota Kamboja, Jumat (1/3), mengatakan bahwa surat kabar itu akan berhenti menerbitkan edisi bahasa Inggris dan Khmer pada akhir bulan ini. Harian itu mengutip alasan turunnya pendapatan dan jumlah pembaca, serta ketidakmampuan pemegang saham “menanggung kerugian sebesar itu.”
Penutupan koran merupakan tambahan pukulan bagi kebebasan pers di Kamboja, yang berada di bawah tekanan sejak tindakan keras pemerintah terhadap pembangkang politik yang diprakarsai mantan Perdana Menteri Hun Sen sekitar delapan tahun lalu.
“Pemegang saham kami telah berusaha menyuntikkan tambahan dana dan menghasilkan pendapatan dengan segala cara untuk memulihkan kondisi keuangan perusahaan dan terus menerbitkan surat kabar independen dan professional ini, yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun,” kata manajemen dalam sebuah pernyataan, yang diterbitkan dalam edisi Jumat pagi. “Oleh karena itu, pemegang saham kami memutuskan dengan berat hati, untuk menghentikan penerbitan koran ini, baik edisi bahasa Inggris maupun Khmer, pada 29 Maret 2024,” lanjut pernyataan tersebut.
Phnom Penh Post didirikan oleh orang Amerika, Michael Hayes dan Kathleen O’Keefe pada 1992 dengan uang tabungan mereka $50,000, ketika pasukan penjaga perdamaian PBB tiba di Kamboja yang ketika masih dalam keadaan perang. Harian itu dinilai sukses dalam menyajikan jurnalisme yang independen dengan tetap mempertahankan simpati terhadap masyarakat Kamboja dan sejarah tragis mereka. Harian itu juga menjadi ajang pembuktian bagi jurnalis muda dalam meniti karir. [ka/ab]