Ketegangan memuncak di kompleks Masjid Al Aqsa, di Yerusalem pada Minggu (9/4) pagi, ketika jemaah Muslim melangsungkan sholat Subuh, sementara di saat yang sama sejumlah pemeluk Yahudi mengunjungi lokasi itu untuk merayakan Passover atau Paskah bagi umat Yahudi.
Warga Yahudi yang tidak diizinkan berdoa di bawah pengaturan “status quo,” berjalan melalui kompleks – yang dalam Yudaisme dikenal sebagai Temple Mount – sementara jemaah Muslim meneriakkan kata “Allahu Akbar, Tuhan Maha Besar.” Polisi Israel memisahkan kedua kelompok itu.
BACA JUGA: Rayakan Paskah, Paus Berdoa Bagi Ukraina, Rusia dan PengungsiBerdasarkan pengaturan “status quo” yang dikenal sejak lama, warga non-Muslim diizinkan mengunjungi kompleks itu, tetapi hanya warga Muslim yang diizinkan beribadah di Masjid Al Aqsa. Pengaturan “status quo” antara partai politik sekuler dan partai politik keagamaan menyepakati untuk tidak mengubah tatanan komunal terkait urusan agama.
Gerebek Masjid Al Aqsa, Polisi Israel Tahan Ratusan Orang
Kompleks Masjid Al Aqsa, yang merupakan tempat suci bagi warga Muslim, Kristen dan Yahudi, telah kembali menarik perhatian luas setelah polisi Israel menggerebek masjid tersebut pada Rabu (5/4) dini hari lalu untuk mengusir apa yang mereka sebut sebagai pemuda-pemuda bersenjata batu dan petasan yang bersembunyi di dalam masjid itu, di mana mereka menuntut hak untuk salat di dalam masjid itu semalaman – sesuatu yang sebelumnya hanya diizinkan pemerintah Israel untuk dilakukan pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Polisi lantas mengusir mereka secara paksa, menahan ratusan orang dan melukai puluhan orang.
Beberapa rekaman penggerebekan, yang menunjukkan polisi memukuli jemaah Muslim secara membabi-buta, telah memicu kemarahan di seluruh dunia dan memicu serangan roket faksi Palestina ke arah Israel, yang ditanggapi dengan serangan udara ke Gaza dan bagian selatan Lebanon.
Insiden ini meluas dengan penembakan dua kakak beradik perempuan Israel-Inggris, Maia dan Rina Dee, oleh seorang warga Palestina pada Jumat (7/4) lalu. Keduanya dimakamkan di sebuah pemakaman di daerah pemukiman Yahudi di Kfar Etzion di Tepi Barat yang diduduki Israel. Ibu kedua gadis itu mengalami luka parah dalam insiden yang terjadi dekat pemukiman Israel di Lembah Yordan.
BACA JUGA: AS Siap Dukung Israel setelah Serangan 'Tidak Masuk Akal'Sepanjang tahun 2023, lebih dari 90 warga Palestina tewas akibat letusan senjata Israel. Menurut data yang dihimpun Associated Press, sedikitnya separuh dari mereka yang ditahan memiliki afiliasi dengan kelompok militan.
Sebaliknya serangan Palestina terhadap Israel menewaskan 19 orang, yang semuanya – kecuali satu orang – merupakan warga sipil. [em/jm]