Dalam beberapa hari ini, rakyat Amerika akan memiliki gambaran yang jauh lebih baik lagi mengenai siapa yang akan menjadi calon-calon presiden tahun ini dari Partai Republik dan Partai Demokrat. Wartawan VOA Michael Bowman melaporkan, 12 negara bagian akan mengadakan pemilihan pendahuluan atau kaukus pada hari Selasa.
Di sebagian besar negara bagian tersebut, jajak pendapat menunjukkan kandidat terdepan partai Republik, Donal Trump, dan kandidat terdepan partai Demokrat Hillary Clinton unggul jauh.
Kontes yang disebut "Super Tuesday" itu praktis dapat memuluskan upaya Donald Trump untuk menjadi calon presiden dari partai Republik.
“Orang sudah begitu bosan dengan para politisi yang hanya bicara, tidak bertindak. Kita akan membuat Amerika kembali hebat. Kita akan menang, menang, menang,” kata Donald Trump.
“Esok kampanye ini akan berlangsung nasional," kata Hillary Clinton, kandidat Capres dari Partai Demokrat.
Senator Bernie Sanders, cakandidat capres dari Partai Demokrat menegaskan bahwa perjuangan sama sekali belum usai dan ia tetap melanjutkan pesannya. “Kelas menengah negara ini telah menyusut dan hampir semua pendapatan dan kekayaan baru tertuju pada satu persen penduduk berpendapatan terbanyak,” ujarnya.
Marco Rubio, kandidat calon presiden lainnya dari partai Republik mengatakan, "Donald Trump tidak akan pernah menjadi calon dari partai Republik.”
Sementara itu para kandidat dari partai Republik berharap akan menghentikan atau setidaknya memperlambat momentum Trump. Marco Rubio berharap dapat memanfaatkan kinerjanya yang kokoh dalam debat pekan lalu. “Kita tidak akan membiarkan gerakan konservatif, dan partainya Ronald Reagan serta partainya Abraham Lincoln diambil alih oleh seorang penipu ulung,” imbuhnya.
Donald Trump menanggapi dengan mengatakan, "Rubio belum pernah menang. Ia bahkan tidak mungkin terpilih sebagai pejabat rendahan di Florida, mereka membencinya di Florida.”
Trump, yang selalu menimbulkan kontroversi, juga mendapat kritik tajam dari kalangan Demokrat. Kemenangan besar Clinton dalam pemilihan pendahuluan partai Demokrat di South Carolina membuatnya menyampaikan pesan kampanye pemilu.
“Kita tidak perlu membuat Amerika hebat kembali. Amerika tak pernah berhenti menjadi negara hebat. Tetapi kita betul-betul perlu membuat Amerika utuh kembali. Bukannya membangun tembok-tembok, kita perlu meruntuhkan penghalang,” serunya.
Dipuji, dijelek-jelekkan ataupun diejek, Trump terus mendominasi berita dan menyita sebagian besar pembahasan politik di Amerika. Menjadi pusat semua kontroversi sejauh ini justru menguntungkannya, dan ia akan kembali diuji pada hari Selasa.
Sebelumnya, dalam wawancara televisi Minggu pagi, Trump menolak untuk mengecam dukungan dari aktivis supremasi kulit putih David Duke, tetapi ia kemudian menolaknya melalui Twitter. Ia juga menanggapi kritik mengenai retweet kutipan pernyataan diktator Italia pada era Perang Dunia II, Benito Mussolini, yang mengatakan ia menganggap itu sebagai suatu pernyataan yang “sangat menarik.”
Trump menggunakan platform internet untuk menyerang pekerjaan Rubio di Senat, dan berulang kali mencemoohnya sebagai “Little Marco Rubio” atau “Si Kecil Marco Rubio.”
Sementara itu, kandidat calon presiden lainnya dari partai Republik Ted Cruz menegaskan bahwa Trump kemungkinan besar akan kalah dalam pemilihan umum menghadapi kandidat Demokrat Hillay Clinton, dan mengatakan Trump “bahkan tidak tahu apa yang akan ia lakukan” sebagai presiden jika ia memenangi pemilihan presiden.
Tetapi Cruz mengakui dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS bahwa “tidak diragukan lagi jika Donald berhasil melalui Super Tuesday, menang di semua tempat dengan selisih besar, mungkin ia tak dapat lagi dihentikan” untuk meraih nominasi partai Republik. Trump telah menang di tiga dari empat negara bagian pertama yang mengadakan kontes pendahuluan untuk partai Republik. [uh/ab]