Festival itu tetap diselenggarakan meskipun ada ancaman serangan menyusul dua pemboman yang dilakukan oleh para jihadis minggu ini.
Para pengunjuk rasa yang menyerbu ke dalam Zona Internasional hari Sabtu sebagian besar melunak dan keluar dari zona itu untuk ikut merayakan festival hari Senin. Meskipun pihak berwenang melakukan peningkatan langkah-langkah keamanan, termasuk memblokir semua jalan utama, untuk melindungi para peziarah, ekstremis Sunni masih berhasil melakukan serangan, termasuk menggunakan bom mobil hari Senin yang menewaskan 18 peziarah
Pemimpin protes Muqtada al-Sadr bertekad akan kembali ke zona itu, yang merupakan kompleks parlemen dan berbagai kedutaan serta organisasi internasional, Jumat ini untuk menekan pemerintah agar mengubah atau mengadakan pemilu dini.
Sebagian besar anggota parlemen negara itu melarikan diri dari zona itu hari Sabtu dan Minggu ketika pengikut Sadr menerobos masuk ke parlemen, dan menuntut pembentukan pemerintahan baru.
Tidak jelas kapan mereka berniat kembali ke kompleks itu. Anggota parlemen Serwan Sereni mengatakan kepada VOA bahwa pertemuan darurat antara Presiden Irak Fuad Masum, Perdana Menteri Haider al Abadi dan para pemimpin milisi gagal mencapai kesepakatan mengenai apa yang mesti ditempauh selanjutnya.
Sadr, seorang ulama nasionalis Syiah yang berpengaruh yang namanya menjanjak karena memerangi pasukan Amerika di Irak, memiliki pengikut yang banyak di negera itu. [lt]