Para ekonom memperingatkan bahwa ketidakpastian politik dan ketegangan perdagangan bisa melemahkan pertumbuhan ekonomi global. Kelompok-kelompok HAM memperingatkan bahaya akibat ketimpangan ekonomi yang semakin besar.
Sekitar 3.000 pemimpin politik dan ekonomi telah berkumpul di Davos, kota wisata di Swiss untuk membahas tren bisnis dan ekonomi global pada Forum Ekonomi tahunan di sana. Tempat untuk Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) tahunan itu adalah sebuah resor ski elit di pegunungan Alpen di Swiss.
Kelompok advokasi anti-kemiskinan Oxfam yang berbasis di Inggris telah membawa pesan untuk para pemimpin berpengaruh yang berkumpul di sana.
“Orang-orang terkaya di dunia, orang-orang yang paling kuat di dunia, para pemimpin politik dunia: ambil tindakan untuk mengurangi ketimpangan ekstrim karena keadaan ini sudah di luar kendali! Orang-orang di Davos, para pemimpin perusahaan besar dan para pemimpin politik, adalah bagian dari masalah itu. Mereka adalah masalah, dan kami ingin mereka menjadi solusi untuk mengakhiri ketimpangan ekstrim karena sudah di luar kendali, semakin melebar, merugikan ekonomi kita, memperlamban pertumbuhan ekonomi, merongrong demokrasi, menjebak orang dalam kemiskinan,” kata Winnie Bynyima dari Oxfam International.
Your browser doesn’t support HTML5
Klaus Schwab, pendiri Forum Ekonomi Dunia, mengakui bahwa ekonomi global telah meninggalkan beberapa negara di belakang. “Dalam zaman media sosial, kita tidak bisa mentolerir lagi bahwa ada negara yang tertinggal di belakang. Jadi, kita harus menciptakan globalisasi yang jauh lebih inklusif,” jelasnya.
Direktur Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde, mengatakan Senin (21/1) bahwa ekonomi global mengalami pertumbuhan, tetapi pada tingkat yang lebih lambat dari yang diharapkan.
“Kita perlu menggandakan upaya untuk menyelesaikan masalah bersama yang kita hadapi, dari memperbaiki sistem perdagangan global – ya, G-20 telah menyerukan itu dan itu perlu dilaksanakan – sampai memerangi korupsi dan penggelapan pajak, dan mengatasi ancaman eksistensial perubahan iklim,” jelasnya.Direktur IMF itu mengatakan tidak ada kekhawatiran akan terjadi resesi, tetapi tren itu harus diawasi dengan ketat dan berbagai kerentanan yang ada harus segera diperbaiki.
Kendati para pemimpin menyatakan optimisme secara umum, tetapi survei pra-forum terhadap ratusan eksekutif bisnis menunjukkan hasil sebaliknya.
“Kesenjangan antar kelas tidak pernah lebih besar sebelumnya, yakni antara para elit, yang berpikir bahwa dunia akan hebat, dan massa, yang benar-benar merasa khawatir,” kata Richard Edelman dari perusahaan PR, Edelman.
Survei itu juga menunjukkan bahwa pesimisme yang ada di kalangan bisnis disebabkan oleh ketidakpastian global.
Bob Moritz dari perusahaan konsultan PricewaterhouseCoopers (PWC) Global, mengatakan, “Suatu hari, kita berpikir Brexit akan terjadi, dan pada hari lain tidak jelas. Jadi, kita tidak pernah tahu arah berbagai hal. Kita sekarang kini menghadapi hambatan perdagangan, dalam hal konflik dengan Tiongkok, dan kemudian pada hari berikutnya, pertemuan besar yang dijadwalkan batal.”
Survei itu juga menunjukkan semakin kurangnya kepercayaan terhadap para pemimpin politik di seluruh dunia. [lt]