Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, pada Senin (1/7), mengatakan kepada wartawan bahwa ia berencana memulai tugasnya sebagai presiden Dewan Keamanan (DK) dengan mengadakan pertemuan mengenai Gaza. Ia juga mengatakan misinya memprioritaskan perdebatan mengenai perdamaian dan keamanan global, serta perdamaian di Timur Tengah.
Nebenzia mengatakan misi Rusia tidak berencana mengadakan pertemuan mengenai Ukraina, namun terbuka untuk mempertimbangkan permintaan.
Ketika diminta tanggapannya atas komentar Presiden Donald Trump akan segera mengakhiri perang di Ukraina jika ia terpilih kembali, Nebenzia mengatakan: “Krisis Ukraina tidak dapat diselesaikan dalam satu hari.”
“Presiden Putin, yang berbicara baru-baru ini pada 14 Juni, mengatakan bahwa kenyataan telah berubah dan kami siap kapan saja, tidak hanya untuk menghentikan konflik tetapi juga mengakhirinya,” katanya. “Tetapi masalahnya bagi mereka adalah semakin lama ini berlanjut, situasi di lapangan akan semakin sulit bagi mereka,” tambah Nebenzia.
Your browser doesn’t support HTML5
Ketika ditanya mengenai hubungan Rusia dengan DPRK, Nebenzia mengatakan dukungan negaranya untuk menghapus sanksi terhadap Korea Utara lebih merupakan krisis kemanusiaan yang melanda rakyatnya dan bukan merupakan bentuk dukungan terhadap program nuklir Korea Utara.
Lebih lanjut, Nebenzia juga didesak tentang seberapa dekat Rusia dalam menghapus Taliban dari daftar kelompok teror.
Saat ini, PBB memimpin pertemuan di Qatar dengan Taliban mengenai peningkatan keterlibatan dengan Afghanistan.
Nebenzia mengatakan meskipun kelompok tersebut masih berada dalam daftar yang dikenakan sanksi, “secara umum, ada baiknya Taliban akhirnya diundang ke Doha kali ini karena tidak mungkin menyelesaikan masalah Afghanistan di belakang penguasa de facto.”
Rosemary A. DiCarlo, pejabat PBB untuk urusan politik dan pembangunan perdamaian, mengatakan pada Senin bahwa “proses keterlibatan” dengan Taliban Afghanistan “tidak berarti normalisasi atau pengakuan.” [ka/ns]