Milyarder dan pengusaha Donald Trump sudah mengumpulkan cukup banyak suara dalam pemilihan pendahuluan sehingga berhak menjadi kandidat presiden Partai Republik. Tetapi tampaknya dia tidak berhasil mengalihkan antusiasme dari tempat pemungutan suara ke kepemimpinan partai.
Pejabat Republik tertinggi, Ketua DPR Paul Ryan mengatakan, Kamis (5/5), dia belum siap untuk mendukung Donald Trump.
Ryan sebelumnya mengecam Trump karena mengatakan jika dia tidak memenangkan nominasi, maka pendukungnya akan melancarkan huru-hara pada Konvensi Nasional Partai Republik bulan Juli.
“Saya berharap bisa mendukung calon kami, saya berharap mendukung pencalonan dirinya sepenuhnya,” kata Ryan di CNN. “Pada saat ini, saya belum bisa.”
Trump menanggapi dengan mengatakan, “Saya tidak siap mendukung agenda Ketua Paul Ryan. Mungkin di masa depan kami bisa bekerjasama dan mencapai persetujuan apa yang terbaik untuk rakyat Amerika.”
Menurut Wall Street Journal, hanya 12 dari 300 anggota Republik baik di DPR maupun Senat, dan tiga dari ke 31 gubernur Republik, yang telah memberi dukungan kepada pebisnis New York ini.
Tokoh-tokoh Republik lain malah mengambil posisi yang lebih ekstrem dibandingkan Paul Ryan.
Mark Salter, penasihat John McCain pada kampanye 2008, mengatakan di Twitter, dia lebih suka memberikan suaranya untuk Hillary Clinton ketimbang Trump. Analis politik konservatif Ben Howe melakukan hal yang sama.
Seorang pengecam Trump lainnya, Senator Republik dari South Carolina dan mantan kandidat Republik, Lindsey Graham mengatakan di Twitter, “kalau kita nominasikan Trump, kita akan hancur …. dan sudah sepantasnya partai Republik hancur.” [jm]