Raja Salman tiba di DPR terlambat sekitar 20 menit dari jadwal yang direncanakan pukul 13:00. Meski begitu, warga dan staf di DPR sejak setengah jam sebelum kedatangan Raja Salman sudah menunggu di balik jendela kaca untuk memotret kehadiran Raja Salman.
Kehadiran Raja Salman ke gedung DPR sekaligus berpidato seolah merupakan pengulangan peristiwa 47 tahun lalu, ketika Raja Faisal bin Abdul Aziz melakukan hal serupa dalam kunjungan kenegaraan di Indonesia pada 1970. Hal itu pun diakui oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto dalam sambutannya.
Setya menjelaskan kunjungan Raja Salman ini menandai babak baru hubungan Arab Saudi dan Indonesia. Sebab hubungan tidak hanya berlangsung di tingkat pemerintahan namun keakraban juga terlihat antara Raja Salman dan rakyat Indonesia, khususnya umat Islam.
Dalam kesempatan itu, Setya berterima kasih kepada Raja Salman karena telah mengembalikan kuota haji Indonesia ke angka normal 221 ribu jamaah dan tambahan kuota 10 ribu orang.
"Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, penambahan kuota tersebut sangat berarti bagi rakyat Indonesia. Perlu kami sampaikan, di Indonesia antrean untuk berhaji ada yang menunggu sampai 25 tahun. Bahkan ada yang wafat selama dalam masa penantian. Dan kami yakin, teriring doa dan harapan seluruh rakyat Indonesia, Sri Baginda akan menambah lagi kuota haji untuk umat Islam," papar Setya.
Setya mengatakan Arab Saudi dan Indonesia memiliki ancaman sama, yakni bagaimana menciptakan keamanan dan perdamaian dunia, khususnya dari ancaman terorisme dan radikalisme. Jika Indonesia dan Arab Saudi serta negara-negara muslim berpaham moderat dapat bersatu, maka hal itu akan memberikan dampak besar dalam menciptakan perdamaian dunia.
Setya juga memohon kepada Raja Salman untuk mengampuni tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi yang terancam hukuman mati.
"Apabila terdapat warga negara Indonesia bersalah, maka atas nama rakyat Indonesia kami mohon kemurahan hati Sri Baginda untuk memberikan ampunan," imbuhnya.
Hadir dalam pidato kehormatan Raja Salman itu, sejumlah pejabat tinggi negara, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo.
Juga hadir dalam acara tersebut mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, dan beberapa ketua umum partai politik. [fw/lt]
Your browser doesn’t support HTML5