Ketua IAEA Grossi Kutuk Larangan Iran terhadap Keberadaan Pengawas Nuklir

Rafael Mariano Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional berbicara saat konferensi pers di Japan National Press Club, Jumat, 7 Juli 2023, di Tokyo. (Foto: AP/Eugene Hoshiko)

Kepala pengawas badan nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Rafael Grossi pada Sabtu (16/9) mengutuk tindakan Iran yang "tidak proporsional dan belum pernah terjadi sebelumnya" terkait pelarangan banyak pengawas yang ditugaskan di negara itu. Pelarangan tersebut menghambat pengawasan PBB terhadap aktivitas atom Teheran.

Langkah Iran ini merupakan respons terhadap seruan Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Jerman di Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) pekan ini agar Teheran segera bekerja sama dengan IAEA dalam berbagai isu, termasuk menjelaskan jejak uranium yang ditemukan di lokasi yang tidak diumumkan.

Namun Grossi menjelaskan bahwa dia yakin Iran telah bereaksi berlebihan.

“Saya mengutuk keras tindakan sepihak yang tidak proporsional dan belum pernah terjadi sebelumnya ini, yang memengaruhi perencanaan normal dan pelaksanaan kegiatan verifikasi lembaga di Iran dan secara terbuka bertentangan dengan kerja sama yang seharusnya ada antara lembaga tersebut dan Iran,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Mesin sentrifugasi di fasilitas pengayaan uranium Natanz dekat Natanz, Iran. (Foto: melalui AP)

Tindakan Iran, yang dikenal sebagai “pencabutan penunjukan” pengawas, diperbolehkan; negara-negara anggota umumnya dapat memveto pengawas yang ditugaskan untuk mengunjungi fasilitas nuklir mereka berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi nuklir (NPT) dan perjanjian pengamanan masing-masing negara dengan badan yang mengatur inspeksi.

Namun IAEA mengatakan keputusan Teheran melampaui praktik normal. Dikatakan bahwa Iran telah mengatakan kepadanya bahwa mereka akan melarang “beberapa” inspektur, tanpa menyebutkan nomornya.

“Para inspektur ini merupakan salah satu ahli lembaga yang paling berpengalaman dengan pengetahuan unik dalam teknologi pengayaan,” kata lembaga tersebut. “Dengan keputusan hari ini, Iran secara efektif telah memberhentikan sekitar sepertiga dari kelompok inti inspektur paling berpengalaman yang ditugaskan di Iran.”

Iran membela tindakannya dan menuduh AS, Inggris, Prancis dan Jerman mempolitisasi badan pengawas IAEA.

BACA JUGA: IAEA Prihatin akan 'Turunnya Minat' terhadap Eskalasi Nuklir Iran

“Sayangnya, meskipun Iran melakukan interaksi yang positif, konstruktif dan berkelanjutan dengan badan tersebut, tiga negara Eropa dan AS menyalahgunakan Dewan Gubernur (IAEA) untuk tujuan politik mereka sendiri,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani kepada media pemerintah.

Tentu saja Iran akan melanjutkan kerja sama positifnya dalam kerangka perjanjian yang telah dibuat, dan menekankan perlunya netralitas badan tersebut, tambahnya.

Seorang diplomat yang berbasis di Wina mengatakan Iran telah membatalkan penunjukan semua anggota tim inspeksi IAEA yang berasal dari Prancis dan Jerman. Belum ada anggota AS atau Inggris.

“Langkah ini, meskipun secara resmi diizinkan oleh Perjanjian Pengamanan NPT, telah dilakukan oleh Iran dengan cara yang berdampak langsung dan parah pada kemampuan IAEA untuk melakukan inspeksi secara efektif di Iran,” kata IAEA.

Grossi menambahkan: "Saya menyerukan kepada Pemerintah Iran untuk mempertimbangkan kembali keputusannya dan kembali ke jalur kerja sama dengan Badan tersebut." [ah/ft]