Dalam kunjungannya ke Kyiv, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada Senin (29/4) bahwa bantuan untuk meningkatkan upaya perang Ukraina melawan Rusia akan segera tiba dan sekutu kini tengah “bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mendesak Ukraina.”
Stoltenberg mengatakan, meskipun Ukraina kalah, “belum terlambat” bagi negara tersebut untuk memenangkan perang defensif melawan Rusia asalkan lebih banyak senjata segera tiba di sana.
“Ukraina kalah dalam hal persenjataan selama berbulan-bulan, terpaksa menjatah amunisinya… Namun belum terlambat bagi Ukraina untuk menang,” kata Sekretaris Jenderal NATO itu pada konferensi pers bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Stoltenberg mengkritik penundaan selama berbulan-bulan dalam bantuan militer AS ke Ukraina, dan menambahkan bahwa penundaan tersebut memiliki “konsekuensi serius di medan perang.”
Sekjen NATO itu mengakui bahwa negara-negara anggota aliansinya juga gagal memenuhi janji masing-masing kepada Ukraina tepat pada waktunya.
“Kurangnya amunisi telah memungkinkan Rusia untuk terus bergerak maju di garis depan. Kurangnya pertahanan udara memungkinkan lebih banyak rudal Rusia mencapai sasaran, dan kurangnya kemampuan serangan ke dalam wilayah Rusia telah memungkinkan pasukan Rusia mengonsolidasikan lebih banyak pasukan,” kata Stoltenberg.
BACA JUGA: Zelenskyy: Ukraina Tingkatkan Program DroneStoltenberg sedang mengunjungi Ukraina ketika Rusia mengklaim telah merebut dua desa Ukraina di wilayah Donetsk dalam waktu 24 jam terakhir karena amunisi untuk pasukan Kyiv yang kelelahan di garis depan telah habis.
Ukraina dan mitra-mitra Baratnya berpacu dengan waktu untuk mengerahkan bantuan militer baru yang penting yang dapat membantu mencegah gerak maju Rusia di wilayah Ukraina timur, serta menangkis serangan pesawat tak berawak dan rudal.
Zelensky mengatakan pasokan baru dari Barat sudah mulai berdatangan, namun masih lambat.
“Proses ini harus dipercepat,” katanya, seraya menambahkan “beberapa hal sudah mulai terwujud” namun dia menolak untuk “memberikan rinciannya.”
Ukraina selama ini bergantung pada bantuan militer Barat untuk melawan pasukan Rusia yang lebih besar dan kuat.
Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden menandatangani undang-undang yang menyetujui bantuan tambahan senilai $95 miliar, dan $61 miliar di antaranya dialokasikan untuk upaya perang Ukraina.
Biden mengatakan pengiriman paket bantuan tersebut akan segera dimulai, sehingga meningkatkan harapan di Kyiv bahwa stok peluru artileri yang sangat sedikit akan segera diisi kembali. [lt/ka]
Sejumlah informasi dalam laporan ini berasal dari Reuters, The Associated Press dan Agence France-Presse.