Menyusul serangkaian skandal yang mengguncang Singapura, ketua parlemennya mundur karena perselingkuhan.
Ketua parlemen Singapura Michael Palmer mengundurkan diri setelah mengaku berselingkuh. Ini menambah panjang daftar skandal yang menodai reputasi negara kota itu yang terkenal memiliki pemerintahan yang bersih dan efisien.
Menurut laporan media pemerintah, Palmer, yang juga anggota Partai Aksi Rakyat yang berkuasa, mengatakan bahwa perilakunya tidak pantas dan ia khilaf. Palmer mengatakan ia mengundurkan diri Rabu (12/12) supaya parlemen dan partainya, yang telah berkuasa sejak 1959, terhindar dari hal yang lebih memalukan.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyatakan bahwa semua anggota parlemen perlu menjunjung standar perilaku pribadi setinggi-tingginya.
Lee menyatakan tidak akan menyelenggarakan pemilihan sela dalam waktu dekat untuk mengisi kursi Palmer. Pemilu sela dapat menjadi kesempatan lain bagi para pemilih untuk menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap partai berkuasa yang mengalami penurunan popularitas karena meningkatnya jumlah pekerja asing dan melebarnya kesenjangan.
Pemerintah Singapura telah dipermalukan oleh serangkaian skandal dan kecelakaan belakangan ini. Bulan lalu, supir-supir bus imigran dari Tiongkok melancarkan aksi mogok pertama di Singapura dalam 26 tahun, untuk memprotes kondisi kerja yang buruk serta upah yang rendah.
Sebelumnya, kepala unit antinarkoba dan pasukan pertahanan sipil dipecat dan dituduh korupsi. Kompetensi pemerintah dipertanyakan setelah rusaknya kereta bawah tanah dan banjir bandang yang menggenangi kawasan perbelanjaan mewah.
Menurut laporan media pemerintah, Palmer, yang juga anggota Partai Aksi Rakyat yang berkuasa, mengatakan bahwa perilakunya tidak pantas dan ia khilaf. Palmer mengatakan ia mengundurkan diri Rabu (12/12) supaya parlemen dan partainya, yang telah berkuasa sejak 1959, terhindar dari hal yang lebih memalukan.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyatakan bahwa semua anggota parlemen perlu menjunjung standar perilaku pribadi setinggi-tingginya.
Lee menyatakan tidak akan menyelenggarakan pemilihan sela dalam waktu dekat untuk mengisi kursi Palmer. Pemilu sela dapat menjadi kesempatan lain bagi para pemilih untuk menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap partai berkuasa yang mengalami penurunan popularitas karena meningkatnya jumlah pekerja asing dan melebarnya kesenjangan.
Pemerintah Singapura telah dipermalukan oleh serangkaian skandal dan kecelakaan belakangan ini. Bulan lalu, supir-supir bus imigran dari Tiongkok melancarkan aksi mogok pertama di Singapura dalam 26 tahun, untuk memprotes kondisi kerja yang buruk serta upah yang rendah.
Sebelumnya, kepala unit antinarkoba dan pasukan pertahanan sipil dipecat dan dituduh korupsi. Kompetensi pemerintah dipertanyakan setelah rusaknya kereta bawah tanah dan banjir bandang yang menggenangi kawasan perbelanjaan mewah.