Ketua parlemen Eropa mengatakan Eropa harus pragmatis menghadapi Inggris menyusul keputusan negara itu meninggalkan blok tersebut tapi menyerukan kerjasama dalam menangani masalah-masalah pada di masa yang akan datang.
“Inggris akan meninggalkan Uni Eropa bukan Eropa. Ini penting untuk melapangkan jalan dan juga demi hubungan yang baik setelah berpisah,” kata Antonio Tajani, Ketua Parlemen Uni Eropa hari Kamis (22/6) pada pertemuan para pemimpin Eropa di Brussels.
Para pemimpin Uni Eropa hari Kamis membuka KTT dua hari di Brussel untuk membahas segala hal dari rencana keluarnya Inggris sampai aksi teror, migrasi dan isu-isu lain yang dihadapi Eropa.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May mengatakan kepada wartawan sebelum KTT, ia mengharapkan perundingan yang konstruktif. Ia mengatakan pembicaraan hari Kamis akan memusatkan perhatian pada dampak Brexit terhadap warga negara Inggris yang tinggal di Uni Eropa dan warga Uni Eropa yang tinggal di Inggris .
“Hari ini saya akan mengemukakan beberapa rencana Inggris khususnya mengenai bagaimana kita mengusulkan untuk melindungi hak-hak warga Uni Eropa dan Inggris selagi kita meninggalkan Uni Eropa,” kata May.
Ketua Uni Eropa Donald Tusk mengatakan ke 27 negara Uni Eropa lainnya siap untuk memilih lokasi-lokasi baru untuk badan-badan Eropa yang saat ini berkantor pusat di Inggris.
Presiden Perancis Emmanuel Macron berjanji untuk bekerja sama dengan Jerman dan meluncurkan kembali proyek Eropa sementara negara-negara anggota berdebat mengenai bagaimana mereka akan menangani para pengungsi setelah Inggris meninggalkan kelompok itu.
"Bagi saya Eropa bukan sekedar gagasan, melainkan sebuah proyek, sebuah ambisi” katanya. Ia menambahkan bahwa Perancis bekerja bahu-membahu dengan Jerman untuk melaksanakan rencana pemukiman kembali para pengungsi. [my/ds]