Ketua Asosiasi Tenis Putri (WTA) Rabu (17/11) menyatakan kekhawatiran terkait email yang diterimanya, di mana petenis profesional China Peng Shuai dikatakan membantah tuduhan serangan seksual yang ia lontarkan sebelumnya.
Peng, salah seorang bintang olahraga terbesar China, mengatakan di media sosial awal bulan ini bahwa mantan Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoili memaksanya melakukan hubungan seks dan bahwa mereka kemudian memiliki hubungan suka sama suka yang putus sambung.
Postingnya itu kemudian segera dihapus dan sejak itu ia tidak lagi terlihat di depan umum atau membuat pernyataan, sehingga mengkhawatirkan komunitas tenis global.
Di Twitter, media yang berafiliasi dengan pemerintah China CGTN merilis apa yang disebutnya sebagai email yang dikirim Peng kepada Ketua dan CEO WTA Steve Simon, di mana ia membantah tuduhan itu, dan bahwa ia tidak hilang atau dalam keadaan tidak aman, melainkan hanya “beristirahat di rumah.”
Tetapi dalam pernyataan tertulisnya, Simon mengatakan email itu justru menimbulkan kekhawatirannya mengenai “keselamatan dan keberadaan Peng,” dan bahwa ia sulit percaya bahwa memang Peng yang benar-benar menulis email tersebut.
Peng pernah menduduki peringkat 1 dunia untuk nomor ganda, meraih 23 gelar juara ganda dalam berbagai tur pertandingan, termasuk Grand Slams di Wimbledon pada tahun 2013 dan Prancis Terbuka pada tahun 2014.
Ia belum mengikuti tur pertandingan lagi sejak Qatar Terbuka pada Februari 2020, sebelum pandemi COVID-19 memaksa kegiatan tenis untuk terhenti.
Mantan Wakil PM Zhang pensiun pada tahun 2018 dan lebih banyak menghilang dari kehidupan publik, sebagaimana biasanya pada para mantan pejabat China lainnya. [uh/lt]