Ketua DPR Australia, Peter Slipper, pada hari Minggu menyatakan mundur untuk sementara waktu di tengah-tengah tuduhan ia melakukan pelecehan seksual dan penipuan.
Kemunduran Slipper ini menciptakan krisis politik yang mengancam cengkeraman lemah Perdana Menteri Julia Gillard pada kekuasaan.
Slipper untuk sementara akan digantikan wakilnya, Anna Burke dari Partai Buruh, sementara polisi menyelidiki tuduhan penyalahgunaan kupon pembayaran taksi terhadap Slipper. Menurut peraturan parlemen, mundurnya Slipper secara efektif merugikan pemerintah Gillard yang memiliki mayoritas sangat tipis di pemerintahan.
Sementara pemerintah kiri-tengah kini akan menghadapi kesulitan lebih besar dalam meloloskan legislasi di DPR, pihak oposisi yang konservatif masih belum bisa mencapai mayoritas minimal 76 suara yang diperlukan di majelis beranggotakan 150 orang itu untuk mengalahkan pemerintah.
Gillard, yang kesulitan mempertahankan pemerintah minoritasnya sejak pemilu 2010, menyambut langkah itu. Dalam sebuah pernyataan ia mengungkapkan, tindakan Slipper untuk mundur sebagai Ketua DPR sudah sepatutnya mengingat tuduhan kejahatan terhadap dirinya sedang diselidiki.
Seorang bekas anggota staf Slipper yang mengaku dirinya gay dan berusia 33 tahun, James Ashby, menyampaikan tuduhan penipuan itu. Di pengadilan federal, Ashby juga menuduh Slipper melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya. Slipper sendiri membantah semua tuduhan itu.
Slipper, yang kini berstatus menikah dan memiliki dua anak dari perkawinan sebelumnya, membelot dari pihak oposisi November lalu untuk mengambil posisi sebagai Ketua DPR. Langkah itu secara efektif memberi pemerintah Gillard satu suara tambahan di majelis menjadi 76 atau mayoritas sangat tipis di pemerintahan.
Slipper untuk sementara akan digantikan wakilnya, Anna Burke dari Partai Buruh, sementara polisi menyelidiki tuduhan penyalahgunaan kupon pembayaran taksi terhadap Slipper. Menurut peraturan parlemen, mundurnya Slipper secara efektif merugikan pemerintah Gillard yang memiliki mayoritas sangat tipis di pemerintahan.
Sementara pemerintah kiri-tengah kini akan menghadapi kesulitan lebih besar dalam meloloskan legislasi di DPR, pihak oposisi yang konservatif masih belum bisa mencapai mayoritas minimal 76 suara yang diperlukan di majelis beranggotakan 150 orang itu untuk mengalahkan pemerintah.
Gillard, yang kesulitan mempertahankan pemerintah minoritasnya sejak pemilu 2010, menyambut langkah itu. Dalam sebuah pernyataan ia mengungkapkan, tindakan Slipper untuk mundur sebagai Ketua DPR sudah sepatutnya mengingat tuduhan kejahatan terhadap dirinya sedang diselidiki.
Seorang bekas anggota staf Slipper yang mengaku dirinya gay dan berusia 33 tahun, James Ashby, menyampaikan tuduhan penipuan itu. Di pengadilan federal, Ashby juga menuduh Slipper melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya. Slipper sendiri membantah semua tuduhan itu.
Slipper, yang kini berstatus menikah dan memiliki dua anak dari perkawinan sebelumnya, membelot dari pihak oposisi November lalu untuk mengambil posisi sebagai Ketua DPR. Langkah itu secara efektif memberi pemerintah Gillard satu suara tambahan di majelis menjadi 76 atau mayoritas sangat tipis di pemerintahan.