Keuangan ISIS di Ambang Keruntuhan

Militan ISIS di kota Mosul, Irak (foto: dok). Kelompok ISIS kemungkinan akan segera runtuh secara finansial.

Model bisnis Negara Islam atau ISIS mengalami kegagalan, dan kelompok teror itu kemungkinan akan segera runtuh secara finansial. Demikian menurut analisis terperinci mengenai keuangan ISIS oleh International Center for the Study of Radicalization, yakni pusat internasional untuk studi tentang radikalisasi yang berbasis di London, dan perusahaan akuntan Ernst & Young.

ISIS sering disebut sebagai organisasi teroris terkaya yang pernah ada di dunia; tapi julukan itu kini tidak lagi tepat, menurut salah seorang penulis laporan itu, Profesor Peter Neumann.

"ISIS bukan saja organisasi teroris, tetapi ingin berperan sebagai sebuah negara atau dikenal sebagai “quasi state”, yang berarti memiliki wilayah, penduduk dan sebagian besar pendapatannya berasal dari wilayah tersebut. ISIS mengenakan pajak pada penduduk, mengambil minyaknya, menjarah dan menyita properti yang ditinggalkan warga yang melarikan diri," ulas Neumann.

Pasukan Irak yang didukung Amerika telah menguasai wilayah di bagian timur Mosul dan diperkirakan akan mengusir ISIS keluar dari wilayah di bagian barat kota itu dalam beberapa minggu mendatang.

“Jika ISIS kehilangan kendali di Mosul – yang merupakan ibukota komersil kekhalifahan itu – pendapatannya dari pajak di wilayah itu juga akan hilang. Itulah sebabnya kami menyimpulkan bahwa model bisnis ISIS itu akan gagal, hancur, tidak lagi bisa menopang kelompok itu," tambahnya.

Neumann mengatakan bahwa karena pendapatan ISIS pada hakikatnya terkait dengan wilayah yang dikontrolnya, kelompok itu kini melemah.

"Saya memperkirakan wilayah ISIS akan menyusut, ISIS akan kembali pada apa yang biasa mereka lakukan sebelumnya, yaitu terlibat dalam penyelundupan dan pemerasan," paparnya.

Koalisi Global, sebuah perkumpulan 68 negara yang memerangi ISIS, mengatakan kelompok itu telah kehilangan 62 persen wilayah yang dikuasai pada masa jayanya sekitar pertengahan 2014 di Irak dan 30 persen di Suriah.

Pasukan Irak, yang didukung oleh Amerika Serikat, telah menguasai Mosul timur dan berharap bisa mengusir ISIS dari bagian barat kota itu dalam beberapa minggu mendatang. ISIS menguasai Mosul, kota terbesar kedua di Irak, pada tahun 2014.

Bulan Oktober tahun lalu, serangan untuk merebut kembali kota itu dari kelompok jihad tersebut dimulai. Analisis yang akurat sulit dilakukan karena kelompok itu beroperasi sebagian besar di pasar gelap dan tidak banyak ditemukan jejak di atas kertas.

Bukti-bukti dari sumber terbuka yang ada menunjukkan pendapatan tahunan kelompok itu anjlok lebih dari setengahnya, dari $1,9 miliar pada tahun 2014 menjadi maksimal $870 juta pada tahun lalu. Tetapi Neumann memperingatkan bahwa penurunan pendapatan itu mungkin tidak membatasi kemampuan ISIS untuk melakukan serangan teror di luar wilayahnya. [lt/em]