Menteri Urusan Perminyakan Iran Mohsen Paknejad hari Minggu (6/10) mendarat di Pulau Kharg, lokasi terminal ekspor utama negara itu, dan mengadakan pembicaraan dengan seorang komandan angkatan laut, demikian laporan situs berita kementerian perminyakan Shana, di tengah kekhawatiran Israel akan menyerang fasilitas energi. Terminal di Pulau Kharg itu memiliki kapasitas untuk menyimpan 23 juta barel minyak mentah.
Seorang juru bicara militer Israel pada hari Sabtu (5/10) mengatakan Israel akan membalas serangan rudal Teheran minggu lalu “jika waktunya tepat.”
Situs berita AS, Axios, mengutip para pejabat Israel yang mengatakan fasilitas minyak Iran bisa terkena dampaknya.
Sehari sebelumnya (4/10) Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel belum menyimpulkan cara menanggapi serangan Iran.
Iran adalah anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan produksi sekitar 3,2 juta barel per hari atau berarti 3% dari produksi global. Ekspor minyak Iran telah meningkat tahun ini mendekati level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir sebesar 1,7 juta barel per hari meskipun ada sanksi dari AS.
Sebagian besar kekayaan minyak dan gas Iran berada di bagian selatan negara itu, tempat terminal Pulau Kharg berada dan merupakan tempat pengiriman sekitar 90% ekspor minyak Iran.
Media pemerintah melaporkan Paknejad bertemu dengan Mohammad Hossein Bargahi, seorang komandan Angkatan Laut Garda Revolusi, untuk memeriksa keamanan platform gas Pars Selatan Iran dan menilai tindakan efektif dari Wilayah Angkatan Laut ke-4 Garda. “Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam memainkan peran penting dalam keamanan fasilitas minyak dan gas,” kata Paknejad.
China, yang tidak mengakui sanksi AS, adalah pelanggan minyak terbesar Teheran. Beberapa analis memperkirakan China mengimpor 1,2 hingga 1,4 juta barel per hari dari Iran pada paruh pertama tahun 2024. [em/ab]