Khawatir soal Tarif, India Berharap Perkuat Hubungan Dagang dengan AS

  • Anjana Parischa

Presiden AS Donald Trump berpelukan dengan PM India Narendra Modi pada pertemuan di Hyderabad House di New Delhi, 25 Februari 2020 (foto: dok).

Di India kini muncul harapan untuk memperkuat hubungan strategis dengan Amerika pada masa jabatan kedua presiden terpilih Donald Trump. Tetapi India juga bersiap menghadap tekanan tarif dari mitra dagang terbesarnya itu.

India optimistis hubungannya dengan Amerika akan semakin kuat pada masa pemerintahan kedua Trump nanti. Trump mengambil (kebijakan) garis keras terhadap China selama kampanye, dan India adalah penyeimbang penting bagi China di Indo Pasifik.

Wakil Presiden Kajian dan Kebijakan Luar Negeri di Observer Research Foundation, Harsh Pant mengatakan, “Faktanya, pada masa jabatan pertamanya, pertanyaan tentang China benar-benar mendapatkan perhatian, dan perdebatan tentang China berpindah ke tingkat yang sangat berbeda. Saya kira India berharap Trump akan memanfaatkan apa yang sudah dicapainya tersebut dan itu akan memungkinkan India dan AS menemukan cara-cara baru untuk berkolaborasi.”

Trump telah memilih Marco Rubio sebagai menteri luar negeri. Senator dari negara bagian Florida ini dikenal memiliki sikap keras terhadap China.

India telah menunjukkan bahwa – tidak seperti negara-negara lain – ia tidak gugup dengan kembalinya Trump ke Gedung Putih.

BACA JUGA: Trump Ancam Kenakan BRICS Tarif 100% Jika Ganti Dolar

Berbicara dalam sebuah diskusi di Australia, Menteri Luar Negeri India Subramanian Jaishankar mengatakan, “Saya ingin mengingatkan kembali bahwa the Quad dihidupkan kembali pada masa kepresidenan Trump.”

The Quad adalah kemitraan antara Amerika, Jepang, Australia dan India yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan keamanan dan ekonomi. Tetapi pada masa jabatan pertama Trump tahun 2017-2021, India mengembangkan hubungan lain.

Prof. Swaran Singh di Jawaharlal Nehru University mengatakan, “Selamat periode itu, terjadi lompatan besar terutama di sektor pertahanan dan keamanan dan R dan D (penelitian dan pengembangan) selama periode tersebut.”

Harapan India pada Trump

India berharap Trump akan mengambil pendekatan yang lebih lunak terhadap Rusia dan mendorong untuk mengakhiri perang di Ukraina, sehingga memudahkan India menavigasi hubungan dengan AS dan Rusia. Selama ini India telah mengabaikan sanksi-sanksi Amerika, dengan tetap membangun hubungan dan perdagangan dengan Rusia.

Kembali Prof. Swaran Singh mengatakan, “(Jika AS melunakkan kebijakan terhadap Rusia) maka India akan sedikit lebih rileks dan tidak berada dalam tekanan luar biasa saat menjalin hubungan dengan Rusia, dan sekaligus tidak terlalu tergantung pada China.”

Namun, kebijakan-kebijakan perdagangan Trump dapat memberikan tekanan pada India untuk menurunkan bea masuk impor Amerika. Trump menyebut India sebagai “pelanggar besar” tarif dan mencabut status perdagangan istimewa dengan India.

Chintamani Mahapatra di Kajian Indo Pasifik di Kalinga Institute mengatakan, “Ini akan menjadi proses memberi dan menerima, bolak-balik, negosiasi dan kemudian beberapa kompromi akan dibuat.”

Your browser doesn’t support HTML5

India Berharap Perkuat Hubungan Perdagangan dengan AS, Meski Khawatir Tekanan Tarif

“Make in India” vs “Make America Great Again”

Dorongan India untuk produksi bersama peralatan pertahanan yang dibeli dari AS mungkin juga akan menghadapi masalah.

Harsh Pant menambahkan, “India telah meminta dan mendorong program ‘Make in India’ – di mana perusahaan-perusahaan pertahanan Amerika harus menanamkan investasi di India dan melakukan produksi di India dengan mendirikan pabrik di sini. Jadi akan ada beberapa kontestasi antara ‘Make in India’ dan ‘Make America Great Again’ karena Trump menyerukan kapasitas manufaktur yang lebih besar untuk dikembangkan di AS.”

Meskipun demikian India bisa jadi menarik manfaat dari hubungan baik antara Perdana Menteri Narendra Modi dan Trump.

“(PM) Modi adalah fantastis, maksud saya, seorang yang fantastis,” puji Trump.

Chintamani Mahapatra menilai, “Hubungan di antara para pemimpin politik merupakan kunci untuk menstabilkan hubungan, menangani perbedaan dan membawa hubungan ini ke tingkat yang lebih tinggi.”

Terlepas dari optimisme ini, India sedang bersiap-siap menghadapi tantangan yang tidak terduga dari seorang pemimpin yang disebut tidak dapat diprediksi. [em/ab]