Didorong oleh mandat pemilihan baru, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Senin (11/7), menyerukan persatuan partai untuk stabilitas politik dan untuk mewujudkan impian mantan pemimpin yang terbunuh -- Shinzo Abe -- untuk memperkuat militer dan merevisi konstitusi yang menolak perang.
Partai Demokrat Liberal (LDP) -- partainya Kishida -- dan mitra koalisi juniornya, Komeito, berhasil menguasi mayoritas kursi di majelis tinggi parlemen dalam pemilihan hari Minggu, dua hari setelah Abe ditembak mati saat berkampanye pada hari Jumat (8/7).
Kishida menyambut baik kemenangan tersebut tetapi juga mengakui bahwa menyatukan partai akan menjadi tugas yang sulit tanpa Abe, yang bahkan setelah mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada tahun 2020 memimpin sebuah faksi partai yang berpengaruh.
“Karena kita telah kehilangan seorang pemimpin hebat, tidak dapat disangkal bahwa kita akan terpengaruh dalam banyak hal,” kata Kishida. “Partai kita harus bersatu saat kita menghadapi masalah yang sulit.”
“Pada saat kita menghadapi tantangan keamanan dan ekonomi di dalam dan luar negeri, kematian Abe sangat disesalkan,” kata Kishida. “Kita mewarisi keinginannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum sempat ditanganinya,'' termasuk amendemen konstitusi pasifis pascaperang yang dirancang AS.
Pemungutan suara hari Minggu memberi koalisi pimpinan LDP 146 kursi di majelis tinggi dengan 248 kursi. Ini berarti Kishida dapat memerintah tanpa gangguan sampai pemilihan yang dijadwalkan pada 2025 dan memungkinkannya untuk menggarap kebijakan-kebijakan jangka panjang.
Membuat kemajuan dalam mengamendemen konstitusi sekarang menjadi kemungkinan yang realistis. Dengan bantuan dua partai oposisi yang mendukung perubahan piagam, blok pemerintahan sekarang memiliki dua per tiga mayoritas di majelis tinggi yang diperlukan untuk mengusulkan amendemen. Blok pemerintahan itu sendiri sudah mendapat dukungan yang dibutuhkan di majelis rendah.
BACA JUGA: Pembunuhan Shinzo Abe Kejutkan Para Pemimpin DuniaSebelumnya pada hari Senin, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Kishida untuk menyampaikan belasungkawa dan menyampaikan surat dari Presiden Joe Biden kepada keluarga Abe.
''Kami hanya ingin mereka tahu bahwa kami juga sangat merasakan kehilangan di tingkat pribadi,'' kata Blinken kepada Kishida. “Saya berada di sini karena Amerika Serikat dan Jepang lebih dari sekadar sekutu -- kami adalah teman.''
Blinken mengatakan Abe “melakukan lebih dari siapa pun untuk meningkatkan hubungan antara Amerika Serikat dan Jepang ke tingkat yang baru.''
Blinken adalah pejabat tertinggi AS yang mengunjungi Jepang setelah kematian Abe. Pemakaman pemimpin politik terlama di Jepang itu diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang.
Abe, 67, mengundurkan diri sebagai perdana menteri dua tahun lalu, dengan alasan kesehatan. Ia mengatakan ia menyesal terpaksa meninggalkan keinginannya yang belum selesai, termasuk merevisi konstitusi yang oleh beberapa tokoh ultrakonservatif dianggap sebagai penghinaan. [ab/uh]