Koalisi yang berkuasa di Jepang kehilangan mayoritas di parlemen akibat kekalahan yang mereka derita dalam pemilu nasional pada hari Minggu (27/10). Kekalahan itu meningkatkan ketidakpastian mengenai susunan pemerintahan berikutnya dan prospek negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia tersebut.
Partai Demokrat Liberal (LDP) pimpinan Perdana Menteri Shigeru Ishiba, yang telah memerintah Jepang hampir sepanjang sejarah pascaperang, dan mitra koalisinya, partai kecil Komeito, meraih 209 kursi di majelis rendah parlemen, lapor lembaga penyiaran publik NHK.
Jumlah tersebut turun dari 279 kursi yang mereka peroleh sebelumnya dan menandai hasil pemilu terburuk koalisi tersebut sejak koalisi kehilangan kekuasaan pada tahun 2009.
“Pemilu ini sangat sulit bagi kami,” kata Ishiba yang tampak muram kepada TV Tokyo.
BACA JUGA: Pria Ditangkap di Tokyo Usai Lempar Bom Bensin ke Markas Partai BerkuasaKeiichi Ishii dari Komeito, yang mengambil alih sebagai pemimpin baru partai tersebut bulan lalu, kalah di distriknya.
Pemenang terbesar malam itu, oposisi utama Partai Demokrat Konstitusional Jepang (CDPJ), yang sejauh ini memperoleh 143 kursi, naik dari 98 kursi sebelumnya, karena para pemilih sepertinya menghukum partai Ishiba atas skandal pendanaan dan inflasi.
Hasil pemilu tersebut mungkin akan memaksa partai-partai yang bersengketa untuk melakukan kesepakatan pembagian kekuasaan untuk bisa berkuasa, yang berpotensi menyebabkan ketidakstabilan politik ketika negara ini menghadapi tantangan ekonomi dan situasi keamanan yang tegang di Asia Timur.
“Ini bukan akhir, tapi permulaan,” kata pemimpin CDPJ Yoshihiko Noda pada konferensi pers, seraya menambahkan bahwa partainya akan bekerja sama dengan partai-partai oposisi lainnya untuk mewujudkan perubahan dalam pemerintahan. [ab/lt]