Pemerintah Kolombia dan kelompok pemberontak terbesar di negara itu, Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), hari Kamis (24/11), akan menandatangani rancangan perjanjian damai yang dinegosiasikan ulang.
Rancangan perdamaian yang sudah direvisi itu akan ditandatangani di Bogota,oleh pemimpin FARC, Rodrigo Londono, dan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian bulan lalu atas usahanya mengakhiri konflik dengan kelompok pemberontak.
Pemerintah dan perwakilan dari FARC telah berunding di Kuba selama lebih dari empat tahun, untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih dari 220.000 dan jutaan orang mengungsi di negara di kawasan Andea itu.
Bulan lalu, pemilih mengambil bagian dalam referendum yang secara mengejutkan menolak rancangan pertama. Setelah ditandatangani, kesepakatan baru akan diserahkan kepada Kongres untuk disetujui, bukan lagi lewat referendum.
Sejak rancangan perdamaian pertama gagal disetujui lewat referendum, FARC dan perunding pemerintah bekerja siang malam, melakukan sekitar 50 perubahan untuk membuat rancangan tersebut lebih bisa diterima oleh warga Kolombia yang konservatif dan sangat membenci FARC.
Meskipun ada perubahan, pemimpin oposisi dan mantan presiden Alvaro Uribe, hari Selasa, menolak rancangan itu, dengan mengatakan bahwa perubahan itu hanyalah kosmetik. Uribe meminta pertemuan dengan pimpinan FARC untuk membahas keprihatinannya, tapi usulnya ditolak. [ps/al]