Koran pemerintah Global New Light of Myanmar, Senin (1/5) melaporkan, Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengunjungi GROB Aircraft Co., Jerman di mana ia dan delegasinya menyaksikan demonstrasi pesawat pengintai dan sistem penerbangan sebelum kembali ke Myanmar, Sabtu malam.
Uni Eropa memberlakukan embargo senjata terhadap Myanmar sejak tahun 1990-an. Embargo akan berakhir hari Minggu, tidak jelas apakah akan diperbarui. Sebelum embargo itu diberlakukan, Jerman adalah pemasok utama senjata ke Myanmar.
Laporan media pemerintah Myanmar sebelumnya dan halaman Facebook jenderal itu mengatakan dalam perjalanan seminggu tersebut, ia mengadakan pembicaraan dengan pejabat pertahanan senior Austria dan Jerman. Keduanya melaporkan, delegasi yang dipimpinnya juga mengunjungi Pusat Latihan Tempur Angkatan Darat Jerman.
Min Aung Hlaing dikutip mengatakan, perjalanannya untuk membina hubungan persahabatan dan kerja sama antara angkatan bersenjata Jerman dan Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma. Tidak ada laporan bahwa delegasi Myanmar itu akan menandatangani perjanjian resmi atau membuat kesepakatan komersial.
Kementerian Luar Negeri Jerman mengukuhkan, Min Aung Hlaing bertemu wakil menteri luar negeri hari Jumat di Berlin tetapi menolak merinci lebih lanjut tentang kunjungan tersebut.
Aktivis HAM khawatir negara-negara dan perusahaan Barat akan memasok peralatan militer Myanmar dengan peralatan yang bisa digunakan dalam operasi melawan warga sipil.
Dugaan pelanggaran oleh tentara Myanmar terhadap minoritas Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine menuai kecaman di seluruh dunia, sementara pertempuran berlanjut terhadap beberapa kelompok gerilyawan etnis lain, khususnya Kachin di utara. [ka/jm]