Rincian lebih lanjut dari serangan berani militer Amerika yang menewaskan pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Sabtu mulai muncul. Baghdadi, yang pernah menyatakan diri sebagai khalifah berpengaruh itu ditemukan bersembunyi di sebuah terowongan. Dalam keadaan terpojok tanpa jalan keluar, ia meledakkan dirinya dan tiga anaknya. Koresponden VOA di Pentagon, Carla Babb, melaporkan tentang apa saja yang didapat oleh para pejabat Amerika dari serangan itu, dan bagaimana mereka berencana melindungi sumber daya agar pertarungan melawan ISIS tetap berjalan dengan baik.
Bekas tempat persembunyian pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi kini telah menjadi puing-puing karena serangan udara Amerika.
BACA JUGA: Sekutu AS: Meski Baghdadi Tewas, ISIS Masih AncamanPasukan Amerika mengambil jenazah Abu Bakar al-Baghdadi dari sebuah terowongan di suatu tempat di bawah puing-puing itu, mengukuhkan identitasnya melalui uji DNA sebelum menguburnya di laut.
Para pejabat senior Pentagon mengungkapkan Senin (28/10) bahwa mayat Baghdadi bukan satu-satunya yang diambil, seperti dikatakan oleh Jenderal Mark Milley, Ketua Gabungan Kepala Staf, dalam jumpa pers di Pentagon.
“Ada dua laki-laki dewasa yang ditangkap hidup-hidup di tempat itu. Mereka berada dalam tahanan kita.”
Para pejabat berharap kedua orang itu sereta data yang dikumpulkan dan diambil dari kompleks itu akan membantu pasukan Amerika dan mitra mereka, Pasukan Demokrat Suriah (SDF).
Sementara itu, Presiden Amerika Donald Trump telah mengalihkan fokusnya ke aset lain, yakni ladang minyak di Suriah timur laut. “Tapi kami mengamankan minyaknya. Ingat itu. Saya selalu mengatakan itu: Amankan minyaknya. Kami ingin mengamankan minyaknya. Empat puluh lima juta dolar sebulan? Amankan minyak itu,” jelas Trump.
BACA JUGA: AS Tingkatkan Jumlah Tentara yang Jaga Ladang Minyak SuriahMengamankan ladang-ladang minyak sekarang menjadi bagian dari misi Amerika, dan Menteri Pertahanan Mark Esper menambahkan pasukan Amerika akan melindunginya dari pasukan Rusia dan Suriah, jika perlu.
“Kami ingin memastikan SDF memiliki akses ke sumber daya itu agar mampu menjaga penjara, mempersenjatai pasukan mereka sendiri, dan membantu kami dengan misi untuk mengalahkan ISIS,” jelas Mark Esper.
Konvoi pasukan Amerika meninggalkan Suriah beberapa hari yang lalu di tengah sorak-sorai dan ejekan, tetapi seorang pejabat pertahanan Amerika mengatakan kepada VOA konvoi lain pasukan Amerika masuk kembali ke Suriah pada hari Minggu untuk memasok pasukan dan mempersiapkan penarikan yang diinginkan oleh Presiden Trump .
Terkait dengan upaya melindungi ladang-ladang minyak tersebut, VOA bertanya kepada Menteri Pertahanan Mark Esper apakah akan ada lebih banyak pasukan di Suriah daripada sebelumnya. Atas pertanyaan itu dia memberikan jawaban bahwa ia berharap aka nada lebih sedikit pasukan daripada yang dikerahkan sebelumnya dan mereka akan pulang.
Tetapi dengan pasukan yang mengalir masuk dan keluar dari Suriah, tidak jelas berapa lama penarikan akan berlangsung.
Sekutu Amerika Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipuji telah membantu menewaskan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dan juru bicaran ISIS Abu Hassan al-Muhajir mengatakan pada hari Senin pihaknya telah melakukan serangkaian serangan yang bertujuan untuk membuat para pemain kunci kelompok teror itu mati atau tertangkap hidup-hidup.
Dalam cuitan di Twitter, juru bicara SDF Mustafa Bali mengatakan, “satu lagi serangan yang sukses menarget dan menangkap anggota senior ISIS. Mereka yang tidak terbunuh akan ditangkap. Kejahatan teroris Daesh tidak akan dibiarkan begitu saja.”
Berita tentang operasi yang sedang berlangsung terhadap kelompok teror itu terjadi tidak lama setelah seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri memuji SDF yang dikatakan telah memainkan “peran kunci” untuk memungkinkan serangan Amerika di kompleks Baghdadi di Bashira, Suriah, itu.
Hari Senin, dalam kunjungan di Chicago untuk menghadiri konvensi para kepala kepolisian, Presiden Trump merayakan kematian pemimpin ISIS itu, dan menyebut Baghdadi, “orang yang sakit dan bejat dan sekarang dia sudah mati.”
“Dia tidak mati dengan gagah berani, saya bisa katakan itu,” tambah Trump. [lt/uh]