Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet, Senin (23/5) tiba di China, dalam kunjungan yang diperkirakan akan didominasi oleh tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang, barat laut negara itu.
Selama kunjungan enam harinya, Bachelet akan melakukan perjalanan ke kota Kashgar dan Urumqi di Xinjiang, ibu kota wilayah tersebut.
PBB menuduh China menahan 1 juta Muslim etnis Uyghur di Xinjiang dan menganiaya mereka. China membantah telah menganiaya warga Uyghur.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa kunjungan Bachelet bisa terancam oleh upaya China dalam menutupi pelanggaran HAM di Xinjiang.
BACA JUGA: Xinjiang Jadi Sorotan Saat Kunjungan Kepala Urusan HAM PBB ke ChinaTidak ada media yang menyertai lawatan Bachelet dan tidak jelas apakah ia akan diizinkan untuk mengunjungi pusat-pusat penahanan di mana pemerintah China telah menahan orang-orang Uyghur. China menyebut fasilitas tersebut sebagai pusat pendidikan ulang dan mengatakan telah berhasil menggunakannya untuk memadamkan kekerasan dan memulihkan ketertiban di wilayah tersebut.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan China telah menahan warga Uyghur, Kazakh, dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang untuk menghapus identitas agama dan budaya mereka. Pemerintah AS mengatakan tindakan China merupakan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan Bachelet akan melakukan "diskusi luas dengan semua sektor" selama perjalanannya.
"Saya berharap kunjungan ini akan lebih mempromosikan pertukaran dan kerja sama antara kedua belah pihak dan berperan aktif dalam memajukan perjuangan hak asasi manusia internasional," katanya Senin setelah mengkonfirmasi kedatangannya di kota Guangzhou, China selatan.
Bachelet adalah komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia pertama yang mengunjungi China sejak 2005. [my/jm]