Para anggota Komisi Intelijen DPR AS melangsungkan persiapan final menjelang sidang dengar keterangan yang pertama kali terbuka untuk umum, Rabu (13/11), dalam penyelidikan pemakzulan Presiden Donald Trump.
Para saksi hari Rabu (13/11) termasuk William Taylor, Dubes AS sementara di Ukraina, dan George Kent, Deputi Asisten Menteri Biro Eropa.
Baik Taylor maupun Kentter masuk dalam kelompok para pejabat dan mantan pejabat diplomatik dan keamanan nasional yang telah memberi kesaksian dalam sidang tertutup pada beberapa pekan terakhir.
Komisi Intelijen telah merilis transkrip kesaksian para pejabat itu yang merinci bagaiman Trump dan pembantu-pembantunya mendesak Ukraina untuk melangsungkan penyelidikan terhadap saingan utamanya dari Partai Demokrat pada pemilu presiden 2020, mantan wakil presiden Joe Biden;kerja Hunter Biden – putra Biden – di sebuah perusahaan gas alam Ukraina; dan teori yang sudah banyak dibantah bahwa Ukraina, bukan Rusia, yang mencampuri pemilu presiden 2016.
Trump, Senin (11/11), mengecam penyelidikan itu sebagai upaya mengada-ada yang sepenuhnya sepihak, dan sesumbar akan merilis pembicaraan telepon lainnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang berlangsung April lalu, tidak lama setelah Zelenskiy terpilih.
BACA JUGA: Trump Kembali Serang Penyelidikan Pemakzulan atas DirinyaFokus penyelidikan pemakzulan sejauh ini adalah pembicaraan telepon antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada tanggal 25 Juli, sewaktu Trump meminta bantuan Zelinskiy untuk menyelidiki keluarga Biden. Pada saat melangsungkan pembicaraan telepon itu, Trump menahan bantuan militer AS sebesar 391 juta dolar bagi Kiev. [ab/lt]