Komisi pemilu Thailand telah meminta penangguhan tidak terbatas pemilu dini, yang hendak diadakan oleh PM Yingluck Shinawatra sebagai cara untuk keluar dari krisis politik di Thailand, hari Kamis (26/12).
Dalam pernyataan, Komisi Pemilu Thailand menyebut alasan tidak adanya perdamaian antara pemerintah dan demonstran, yang selama-berminggu-minggu telah menuntut agar PM Yingluck mundur dan menyerahkan kekuasan kepada sebuah dewan rakyat yang anggotanya diangkat bukan lewat pemilu.
Sebelumnya hari Kamis, polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet terhadap para pemrotes anti pemerintah yang berusaha mengacaukan persiapan pemilu. Para pemrotes membalasnya dengan melemparkan batu. Para pejabat mengatakan, sedikitnya seorang polisi tewas dan 32 demonstran terluka.
Bentrokan dimulai setelah para pemrotes tidak memperdulikan peringatan polisi dan menyerbu stadion olah raga di Bangkok dimana para pejabat sedang mendaftar para calon untuk pemilu yang dijadwalkan akan dilaksanakan tanggal 2 Februari.
Protes selama beberapa minggu ini telah memaksa Yingluck menyerukan pemilu dini dan membubarkan parlemen, tapi dia menolak untuk mengundurkan diri. Dia belum menanggapi permintaan terbaru komisi pemilu itu.
Sebelumnya hari Kamis, polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet terhadap para pemrotes anti pemerintah yang berusaha mengacaukan persiapan pemilu. Para pemrotes membalasnya dengan melemparkan batu. Para pejabat mengatakan, sedikitnya seorang polisi tewas dan 32 demonstran terluka.
Bentrokan dimulai setelah para pemrotes tidak memperdulikan peringatan polisi dan menyerbu stadion olah raga di Bangkok dimana para pejabat sedang mendaftar para calon untuk pemilu yang dijadwalkan akan dilaksanakan tanggal 2 Februari.
Protes selama beberapa minggu ini telah memaksa Yingluck menyerukan pemilu dini dan membubarkan parlemen, tapi dia menolak untuk mengundurkan diri. Dia belum menanggapi permintaan terbaru komisi pemilu itu.