Komisioner HAM PBB, Michelle Bachelet, Selasa (18/2) menyatakan warga sipil “menghadapi risiko lebih tinggi daripada sebelumnya” di Suriah, sementara pasukan pendukung pemerintah melancarkan ofensif untuk merebut kembali wilayah di bagian barat laut negara itu.
Berbicara di Jenewa, Bachelet meminta semua pihak yang terlibat dalam pertempuran agar mengadakan gencatan senjata, dan untuk membuka jalur-jalur kemanusiaan agar warga sipil dapat pergi dengan aman.
Tetapi dengan perkiraan PBB bahwa lebih dari 900 ribu orang mengungsi sejak 1 Desember lalu, dan banyak orang yang telah melarikan diri ke bagian barat laut dari daerah-daerah lain sebelumnya dalam perang di Suriah, Bachelet menyatakan prihatin atas terbatasnya opsi bagi mereka.
“Tak ada tempat berlindung yang aman sekarang ini,” kata Bachelet. “Sementara ofensif pemerintah berlanjut dan orang-orang dipaksa mengungsi ke daerah-daerah kantong yang semakin kecil, saya khawatir semakin banyak orang yang akan tewas,” lanjutnya.
Presiden Suriah Bashar al-Assad menyampaikan pidato yang jarang di TV, Senin (17/2) yang menjanjikan kota penting Aleppo akan “kembali pulih” setelah pasukannya merebut wilayah itu dari pemberontak.
“Pembebasan ini bukan berarti berakhirnya perang, dan bukan berarti berakhirnya aksi-aksi teroris atau menyerahnya musuh. Ini berarti kita mempermalukan dan mengingatkan mereka bahwa ini adalah pendahuluan dari kemenangan tuntas kita,” ujarnya.
Assad mengatakan perjuangan untuk membebaskan seluruh Aleppo bersama dengan provinsi tetangganya, Idlib, yang dikuasai pemberontak, akan berlanjut, meskipun ada ‘teriakan kosong’ dari Utara, merujuk pada Turki yang berbatasan dengan kedua provinsi itu dan mendukung pemberontak. [uh/ab]