Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan lembaganya akan memanggil Densus 88 Antiteror pekan depan untuk menggali informasi terkait tewasnya terduga teroris Sunardi. Menurutnya, pemanggilan tersebut untuk membuat terang peristiwa ini, sebab informasi yang berkembang di masyarakat cukup beragam.
"Kami berharap ketika pihak Densus 88 Antiteror datang membawa bukti-bukti sehingga Komnas HAM dapat bekerja cepat dan efektif, serta memotret apa dan bagaimana peristiwa," jelas Choirul Anam secara daring pada Minggu (13/4/2022).
Selain rencana pemanggilan kepolisian, Anam menambahkan Komnas HAM lembaganya sedang mengumpulkan informasi dari berbagai pihak, termasuk media. Kata dia, rekan seprofesi Sunardi juga telah meminta Komnas HAM untuk memberikan perhatian pada kasus ini. Anam juga mempersilakan jika ada pihak-pihak yang menggugat kepolisian terkait kasus ini sebagai bagian hak yang dilindungi konstitusi.
"Terkait beberapa pihak yang menyampaikan keluhan atau gugatan hukum dan sebagainya. Itu adalah hak, silakan saja," tambah Anam.
Sementara Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sukoharjo Arif Budi Satria menyampaikan duka kepada keluarga Sunardi. Menurutnya, almarhum dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi dan aktif menangani pasien saat ada bencana alam.
"Selain itu, beliau juga rajin mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktek (SIP),” kata Arif Budi Satria melalui keterangan tertulis yang diterima VOA, Senin (14/3/2022).
Kendati demikian, Arif menilai keterkaitan IDI dan profesi dokter dengan dugaan terorisme merupakan hal yang kontradiktif. Ia beralasan IDI dan dokter selama ini fokus pada kemanusiaan.
“Perlu ada koreksi penyebutan, jangan almarhum dokter Sunardi, tapi Bapak Sunardi, mungkin itu bisa jadi salah satu bentuk komunikasi. Karena sebagaimana profesi-profesi lainpun bisa mengalami hal yang sama," tambahnya.
Arif menyebut telah bertemu dengan Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Iqbal Alqudusy dan Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan terkait peristiwa ini. Ia mengatakan hasil pertemuan tersebut menuturkan bahwa peristiwa ini tidak berkaitan dengan profesi Sunardi sebagai dokter.
Di samping itu, ia menambahkan IDI sebagai organisasi juga terus melakukan pengawasan dan pembinaan supaya anggotanya tidak terlibat dalam kegiatan yang membahayakan orang lain.
Your browser doesn’t support HTML5
Rabu (9/3), Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menembak mati seorang dokter bernama Sunardi di Sukoharjo, Jawa Tengah. Sunardi yang diduga memiliki hubungan dengan Jemaah Islamiyah disebut menolak ditangkap polisi. Ia berusaha menabrak polisi sebelum polisi melepaskan tembakan ke arahnya.
Sunardi tertembak di punggung dan pinggul lalu dilarikan ke rumah sakit polisi terdekat, namun meninggal dalam perjalanan. Sedangkan dua polisi yang mengejar mengalami cedera. Polri mengklaim tindakan yang diambil polisi sudah sesuai dengan prosedur. [sm/lt]