Solo menjadi tuan rumah pertemuan gerakan peduli kebersihan toilet tingkat dunia atau World Toilet Summit yang dihadiri ratusan peserta dari 20 negara.
SOLO —
Sebanyak 400 peserta dari 20 negara mengikuti Konferensi Toilet Dunia atau World Toilet Summit yang diadakan di Hotel Sunan, Solo, Rabu siang (2/10) sampai Jumat.
Ketua Asosiasi Toilet Indonesia, Naning Adiwoso, mengatakan World Toilet Summit ini menjadi kesempatan terbaik mengkampanyekan gerakan toilet sehat di seluruh penjuru dunia. Menurut Naning, Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki kesadaran merawat toilet sehat yang rendah menghadapi ancaman masuknya berbagai penyakit menular.
“Sekarang bagaimana merawat agar toilet itu tetap bersih dan sehat. Ini yang sering menjadi permasalahan. Dulu kan terbiasa Dolbon -- brodol di kebon, atau Dolli, brodol di kali..ah nanti kan gampang, alam yang beresin. Sekarang tidak bisa seperti itu,” ujarnya.
“Jadi kampanye Asosiasi Toilet Indonesia sekarang bagaimana menjadikan toilet itu bersih, aman, nyaman, sehat, dan kering. Saya katakan kering, karena Indonesia negara tropis, penyakit menular dari kotornya toilet bisa muncul dari sini. Bisa bertebaran ke mana-mana, sebaik mungkin jangan banyak sudut di ruang toilet. Dan tentu saja kita juga harus mulai hemat air dan hemat toilet paper atau tisu. Kan dari hasil penebangan hutan.”
Ketua Organisasi Toilet Dunia atau World Toilet Organization, Jack Sim mengatakan, toilet yang sehat, bersih dan nyaman akan berpengaruh pada kondisi ekonomi suatu negara, termasuk kedatangan investor asing.
Sim menambahkan World Toilet Organization fokus pada pendidikan menjaga toilet bersih dan sehat di tingkat para siswa di sekolah.
“Kalau toilet di negara Anda bagus, bersih, dan sehat, akan menarik para investor asing. Biasanya para investor akan melihat kondisi toilet di negara Anda saat sedang di bandar udara. Mereka tidak akan datang atau bahkan meninggalkan negara Anda jika kondisi toilet di negara itu kotor dan penuh penyakit,” ujarnya.
Saat ini, menurutnya, organisasinya juga mendorong untuk program di sekolah karena biasanya para siswa diajari orangtua mereka di rumah untuk terbiasa membersihkan toilet.
“Ini cara yang lebih mudah, setiap orangtua mencintai anak-anak mereka. Betapa bahagianya orangtua ketika anak mereka sepulang sekolah bercerita toilet sekolah sangat bersih dan sehat. Kalau toilet sekolah jorok dan tidak sehat, orang tua akan khawatir dengan kondisi anak-anak mereka di sekolah.Jadi orang tua dan sekolah memiliki peran penting untuk membiasakan anak-anak,generasi masa depan, selalu menjaga toilet tetap bersih dan sehat.”
Selama tiga hari mendatang ratusan peserta World Toilet Summit akan berbagi pengalaman tentang toilet mulai dari sisi kesehatan, lingkungan hidup, arsitek, dan sebagainya. Mereka juga mengunjungi fasilitas toilet di pemukiman miskin, bantaran sungai, toilet komunal dan toilet bergerak.
Negara peserta World Toilet Summit ini antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Bangladesh, Belanda, Bhutan, China, Ekuador, Inggris, India, Indonesia, Jepang, Kanada, Malaysia, Taiwan, Singapura, Swedia, Rusia, Ukraina, dan Vietnam.
World Toilet Summit di Solo Indonesia ini adalah yang ke-13, pertemuan sebelumnya digelar di Durban, Afrika Selatan pada 2012.
Ketua Asosiasi Toilet Indonesia, Naning Adiwoso, mengatakan World Toilet Summit ini menjadi kesempatan terbaik mengkampanyekan gerakan toilet sehat di seluruh penjuru dunia. Menurut Naning, Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki kesadaran merawat toilet sehat yang rendah menghadapi ancaman masuknya berbagai penyakit menular.
“Sekarang bagaimana merawat agar toilet itu tetap bersih dan sehat. Ini yang sering menjadi permasalahan. Dulu kan terbiasa Dolbon -- brodol di kebon, atau Dolli, brodol di kali..ah nanti kan gampang, alam yang beresin. Sekarang tidak bisa seperti itu,” ujarnya.
“Jadi kampanye Asosiasi Toilet Indonesia sekarang bagaimana menjadikan toilet itu bersih, aman, nyaman, sehat, dan kering. Saya katakan kering, karena Indonesia negara tropis, penyakit menular dari kotornya toilet bisa muncul dari sini. Bisa bertebaran ke mana-mana, sebaik mungkin jangan banyak sudut di ruang toilet. Dan tentu saja kita juga harus mulai hemat air dan hemat toilet paper atau tisu. Kan dari hasil penebangan hutan.”
Ketua Organisasi Toilet Dunia atau World Toilet Organization, Jack Sim mengatakan, toilet yang sehat, bersih dan nyaman akan berpengaruh pada kondisi ekonomi suatu negara, termasuk kedatangan investor asing.
Sim menambahkan World Toilet Organization fokus pada pendidikan menjaga toilet bersih dan sehat di tingkat para siswa di sekolah.
“Kalau toilet di negara Anda bagus, bersih, dan sehat, akan menarik para investor asing. Biasanya para investor akan melihat kondisi toilet di negara Anda saat sedang di bandar udara. Mereka tidak akan datang atau bahkan meninggalkan negara Anda jika kondisi toilet di negara itu kotor dan penuh penyakit,” ujarnya.
Saat ini, menurutnya, organisasinya juga mendorong untuk program di sekolah karena biasanya para siswa diajari orangtua mereka di rumah untuk terbiasa membersihkan toilet.
“Ini cara yang lebih mudah, setiap orangtua mencintai anak-anak mereka. Betapa bahagianya orangtua ketika anak mereka sepulang sekolah bercerita toilet sekolah sangat bersih dan sehat. Kalau toilet sekolah jorok dan tidak sehat, orang tua akan khawatir dengan kondisi anak-anak mereka di sekolah.Jadi orang tua dan sekolah memiliki peran penting untuk membiasakan anak-anak,generasi masa depan, selalu menjaga toilet tetap bersih dan sehat.”
Selama tiga hari mendatang ratusan peserta World Toilet Summit akan berbagi pengalaman tentang toilet mulai dari sisi kesehatan, lingkungan hidup, arsitek, dan sebagainya. Mereka juga mengunjungi fasilitas toilet di pemukiman miskin, bantaran sungai, toilet komunal dan toilet bergerak.
Negara peserta World Toilet Summit ini antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Bangladesh, Belanda, Bhutan, China, Ekuador, Inggris, India, Indonesia, Jepang, Kanada, Malaysia, Taiwan, Singapura, Swedia, Rusia, Ukraina, dan Vietnam.
World Toilet Summit di Solo Indonesia ini adalah yang ke-13, pertemuan sebelumnya digelar di Durban, Afrika Selatan pada 2012.