Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyambut baik terpilihnya Kardinal Argentina Jorge Mario Bergoglio sebagai Paus Fransiskus.
JAKARTA —
Kardinal Jorge Mario Bergoglio dari Argentina, merupakan kardinal pertama dari Amerika Latin yang terpilih menjadi Paus dengan gelar Paus Franciscus, menggantikan Paus Benediktus XVI.
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyambut baik terpilihnya Kardinal Jorge Mario Bergoglio. Menurut Sekretaris KWI Romo Benny Susetyo, Paus yang baru adalah pilihan terbaik untuk perkembangan gereja Katolik di masa datang dan menjadi figur harapan baru untuk mewujudkan keadilan dan perdamaian dunia.
"Dari kita (KWI) merasa bahagia ya. Karena dengan terpilihnya bapak suci ini memberi harapan bagi negara berkembang khususnya Indonesia, Amerika Latin dan Afrika termasuk Asia. Paus Fransiskus ini memang dikenal sebagai Paus yang sederhana, Paus kaum buruh, pejuang kemanusiaan dan keadilan. Bahkan dia orang yang sehari-harinya naik kendaraan umum, rumah juga sederhana dan dia dekat dengan kalangan miskin. Jadi bapak suci ini akan membawa perubahan baru bagi gereja kita, sebagaimana sosok Paus Yohanes Paulus II yang kharismatik," kata Benny Susetyo.
"Arah pastoral gereja akan terfokus pada persoalan keadilan dan perdamaian. Tata dunia baru sebagaimana yang dikatakan Paus Yohanes Paulus II akan menjadi nyata," tambahnya.
Menurut Benny Susetyo, agenda utama dari Paus Fransiskus adalah membangun gereja sebagai daya tawar dalam menghadapi sistim ekonomi liberalisasi pasar. Paus Fransiskus menurut Benny, sangat dekat dengan kaum teologi pembebasan seperti Leonardo Boff dan Gustavo Gutierrez. Teologi pembebasan adalah sebuah paham seputar peran agama dalam lingkungan sosial kemasyarakatan.
Paus Fransiskus menurut Benny juga menekankan cinta kasih terhadap sesama manusia tanpa melihat perbedaan agama. "Bahwa tindakan mencinta itu tidak mengenal batas suku, agama dan golongan. Siapa yang mencintai Tuhan berarti dia mencintai manusia, dan siapa yang membenci manusia berarti dia membenci Tuhannya. Justru jadi nyambung, antara yang apa yang dilakukan Paus Yohanes Paulus II, Paus Benediktus XVI dan Paus Fransiskus," jelas Benny.
Ditambahkan Benny Susetyo, Paus Fransiskus akan memberi harapan untuk gerakan kesadaran baru untuk membangun tata dunia baru dalam menghadapi sistim ekonomi saat ini yang menurutnya sangat tidak berpihak pada manusia.
"Uskup dari Amerika latin ini akan memberi harapan tentang bagaimana sistim ekonomi yang tidak berpihak pada martabat manusia ini akan menghadapi counter baru. Karena Paus Fransiskus akan membangun tata dunia baru, dan nantinya akan menjadi inspirasi gerakan-gerakan kesadaran baru," ujar sekretaris KWI ini.
Paus Fransiskus adalah paus pertama yang berasal dari luar Benua Eropa dan dari ordo Yesuit. Ia terlahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936, sebagai anak pertama dari lima bersaudara.
Seusai menyandang gelar master di bidang Kimia dari Universitas Buenos Aires, Bergoglio bergabung ke Seminari Villa Devoto dan masuk Ordo Serikat Yesuit pada 1958.
Jorge Mario Borgoglio pernah menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Argentina periode 1998-2012. Ia mengundurkan diri dari jabatan tersebut karena pertimbangan usia. Pada 2001, dia dipromosikan menjadi kardinal.
Saat Paus Paulus II meninggal, Bergoglio juga termasuk dalam daftar kandidat paus baru. Dia sudah menjadi kardinal pemilih dalam Konklaf 2005, yang akhirnya memilih Paus Benediktus XVI.
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyambut baik terpilihnya Kardinal Jorge Mario Bergoglio. Menurut Sekretaris KWI Romo Benny Susetyo, Paus yang baru adalah pilihan terbaik untuk perkembangan gereja Katolik di masa datang dan menjadi figur harapan baru untuk mewujudkan keadilan dan perdamaian dunia.
"Dari kita (KWI) merasa bahagia ya. Karena dengan terpilihnya bapak suci ini memberi harapan bagi negara berkembang khususnya Indonesia, Amerika Latin dan Afrika termasuk Asia. Paus Fransiskus ini memang dikenal sebagai Paus yang sederhana, Paus kaum buruh, pejuang kemanusiaan dan keadilan. Bahkan dia orang yang sehari-harinya naik kendaraan umum, rumah juga sederhana dan dia dekat dengan kalangan miskin. Jadi bapak suci ini akan membawa perubahan baru bagi gereja kita, sebagaimana sosok Paus Yohanes Paulus II yang kharismatik," kata Benny Susetyo.
"Arah pastoral gereja akan terfokus pada persoalan keadilan dan perdamaian. Tata dunia baru sebagaimana yang dikatakan Paus Yohanes Paulus II akan menjadi nyata," tambahnya.
Menurut Benny Susetyo, agenda utama dari Paus Fransiskus adalah membangun gereja sebagai daya tawar dalam menghadapi sistim ekonomi liberalisasi pasar. Paus Fransiskus menurut Benny, sangat dekat dengan kaum teologi pembebasan seperti Leonardo Boff dan Gustavo Gutierrez. Teologi pembebasan adalah sebuah paham seputar peran agama dalam lingkungan sosial kemasyarakatan.
Paus Fransiskus menurut Benny juga menekankan cinta kasih terhadap sesama manusia tanpa melihat perbedaan agama. "Bahwa tindakan mencinta itu tidak mengenal batas suku, agama dan golongan. Siapa yang mencintai Tuhan berarti dia mencintai manusia, dan siapa yang membenci manusia berarti dia membenci Tuhannya. Justru jadi nyambung, antara yang apa yang dilakukan Paus Yohanes Paulus II, Paus Benediktus XVI dan Paus Fransiskus," jelas Benny.
Ditambahkan Benny Susetyo, Paus Fransiskus akan memberi harapan untuk gerakan kesadaran baru untuk membangun tata dunia baru dalam menghadapi sistim ekonomi saat ini yang menurutnya sangat tidak berpihak pada manusia.
"Uskup dari Amerika latin ini akan memberi harapan tentang bagaimana sistim ekonomi yang tidak berpihak pada martabat manusia ini akan menghadapi counter baru. Karena Paus Fransiskus akan membangun tata dunia baru, dan nantinya akan menjadi inspirasi gerakan-gerakan kesadaran baru," ujar sekretaris KWI ini.
Paus Fransiskus adalah paus pertama yang berasal dari luar Benua Eropa dan dari ordo Yesuit. Ia terlahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936, sebagai anak pertama dari lima bersaudara.
Seusai menyandang gelar master di bidang Kimia dari Universitas Buenos Aires, Bergoglio bergabung ke Seminari Villa Devoto dan masuk Ordo Serikat Yesuit pada 1958.
Jorge Mario Borgoglio pernah menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Argentina periode 1998-2012. Ia mengundurkan diri dari jabatan tersebut karena pertimbangan usia. Pada 2001, dia dipromosikan menjadi kardinal.
Saat Paus Paulus II meninggal, Bergoglio juga termasuk dalam daftar kandidat paus baru. Dia sudah menjadi kardinal pemilih dalam Konklaf 2005, yang akhirnya memilih Paus Benediktus XVI.