Para pejabat senior Gedung Putih mengatakan mereka telah menyimpulkan dengan “keyakinan tinggi” bahwa pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri adalah satu-satunya yang tewas dalam serangan drone akhir pekan lalu di Kabul, dan bahwa mereka tahu bahwa para anggota senior jaringan Haqqani Taliban mengetahui al-Zawahiri ada di Afghanistan.
Pemerintah presiden AS Joe Biden tidak memberitahu Taliban sebelum serangan itu, kata para pejabat kepada wartawan Senin malam. Mereka mengukuhkan bahwa serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak, tanpa kehadiran personel AS di lapangan.
Presiden Biden Senin malam (8/2) mengumumkan bahwa serangan rudal AS pada akhir pekan lalu telah menewaskan salah seorang teroris yang paling diburu di dunia. Selama dekade lalu, Ayman al-Zawahiri memimpin Al Qaeda, kelompok teror Islamis yang memiliki cabang-cabang di seluruh dunia setelah serangan mengejutkan di wilayah AS pada 11 September 2001.
“Sekarang, keadilan telah ditegakkan,” kata Biden Senin malam. “Dan pemimpin teroris ini tidak lagi ada.” Ia menambahkan, “Kami perjelas kembali malam ini bahwa tak peduli betapa pun lamanya, tak peduli di mana pun Anda bersembunyi, jika Anda adalah ancaman bagi rakyat kami, AS akan menemukan Anda dan membawa Anda keluar.”
Seorang pejabat senior mengatakan al-Zawahiri “terus memberi arahan strategis kepada afiliasi Al Qaeda di seluruh dunia, menyerukan serangan terhadap AS.”
Serangan yang dilakukan oleh Badan Intelijen Amerika CIA itu dikonfirmasi oleh lima orang yang mengetahui masalah tersebut dan berbicara dengan syarat anonim sebelum Biden memberitahu pada warga tentang perincian operasi tersebut melalui siaran televisi nasional.
Biden: Al Zawahiri Senantiasa Menarget AS
AS menginvasi Afghanistan tidak lama setelah serangan 11 September, dan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden menjadi sasaran utama. Pasukan AS membunuhnya di Pakistan pada 2011.
Tewasnya Al Zawahiri menghilangkan sosok yang lebih dari tokoh mana pun telah membentuk Al Qaeda; pertama, sebagai wakil Osama bin Laden sejak tahun 1998, dan kedua sebagai penggantinya. Secara bersama-sama, Al Zawahiri dan bin Laden mengarahkan gerakan jihad untuk menarget Amerika, dengan melakukan serangan yang paling menelan banyak korban jiwa di wilayah Amerika pada 11 September 2001.
BACA JUGA: Daya Tarik Al-Qaeda Saingi ISIS di Kalangan Teroris
Al-Zawahiri, yang lahir di Mesir dari keluarga kaya dan berpendidikan sebagai dokter bedah, memimpin kelompok teror itu pada tahun 2011. Sebelum itu, ia disebut sebagai dokter pribadi bin Laden.
Pengukuhan tentang kematiannya muncul lebih dari satu jam setelah pemerintah Taliban di Kabul mengatakan serangan rudal hari Minggu terhadap sebuah kompleks permukiman di ibu kota Afghanistan itu dilakukan oleh sebuah drone Amerika.
Taliban dengan segera mengungkapkan kemarahan mereka.“Emirat Islam Afghanistan mengutuk keras serangan dengan dalih apapun ini,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan, dengan menggunakan nama resmi pemerintah Taliban.
Ia mengecam serangan itu sebagai “pelanggaran terang-terangan prinsip-prinsip internasional dan perjanjian Doha,” mengacu pada pembicaraan 2020 yang diadakan para pemimpin Taliban dengan AS dan para pemimpin Barat lainnya di Qatar mengenai penarikan mundur pasukan AS dan sekutu pada tahun berikutnya.
Rumah tempat persembunyian pemimpin Al Qaeda itu berlokasi di Sherpoor, kawasan kelas atas Kabul, dan jaringan Haqqani Taliban mengetahui hal ini, kata seorang pejabat AS. “Kami mengidentifikasi Zawahiri pada beberapa kesempatan untuk waktu yang lama di balkon di mana ia akhirnya diserang,” kata pejabat itu. AS menjanjikan imbalan $25 juta untuk penemu pemimpin kelompok teror itu.
Berbagai foto yang beredar di media sosial menunjukkan kaca-kaca jendela yang pecah di sebuah rumah tingkat berwarna merah muda, dengan gulungan kawat berdiri di atas tembok-temboknya. VOA tidak dapat segera memastikan kebenaran foto-foto tersebut.
Rumah-rumah yang megah di Sherpoor, beberapa di antaranya memiliki kolam renang, dibangun oleh sejumlah mantan pejabat pemerintah Afghanistan, panglima perang, jenderal, selain tokoh-tokoh berpengaruh lainnya, yang terlibat korupsi. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari Afghanistan pada Agustus lalu sewaktu Taliban merebut Kabul. Kawasan mewah itu bersebelahan dengan kawasan diplomatik yang ditempati kedutaan-kedutaan negara asing.
Para pejabat AS mengatakan tokoh-tokoh senior Haqqani Taliban mengetahui keberadaan Zawahiri di daerah itu. Tetapi para pejabat itu tidak menyebut nama mereka.
Menteri Dalam Negeri Taliban Sirajudin Haqqani, yang juga diburu dengan imbalan $10 juta, dan kelompok militannya yang dikenal sebagai jaringan Haqqani, mempertahankan hubungan erat dengan para pemimpin Al Qaeda sewaktu berperang melawan pasukan internasional pimpinan AS di Afghanistan.
Warga Kabul melaporkan mereka mendengar ledakan beberapa kali pada Minggu pagi tidak lama setelah rudal-rudal menghantam rumah tersebut.
“Pada pagi hari, saya akan berangkat ke universitas sewaktu saya mendengar dua ledakan berturutan,” kata Ahmad Milad kepada jaringan berita lokal TOLO.
Wartawan di ibu kota Afghanistan bergegas ke lokasi tetapi pihak berwenang Taliban menghalangi mereka memasuki kawasan itu.
AS Mundur dari Afghanistan, Al Qaeda Kembali Susun Kekuatan
Selama perang di Afghanistan selama 20 tahun, Amerika menarget dan memecah belah Al Qaeda, membuat para pemimpinnya bersembunyi. Tetapi mundurnya pasukan Amerika dari Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu memberi kesempatan kepada kelompok itu untuk membangun organisasi itu kembali.
Pejabat militer Amerika, termasuk Ketua Kepala Staf Gabungan Jendral Mark Milley, mengatakan Al Qaeda sedang mencoba menyusun kekuatan kembali di Afghanistan di mana ia menghadapi ancaman terbatas dari Taliban yang kini berkuasa. Para pemimpin militer telah memperingatkan bahwa kelompok itu masih bertekad menyerang Amerika.
BACA JUGA: AS: Pemimpin ISIS Bunuh Diri dalam Aksi PengecutSerangan 11 September 2001 di World Trade Center, New York dan Pentagon, Washington DC, menjadikan bin Laden sebagai musuh nomor satu Amerika. Tetapi ia tidak akan pernah melakukan serangan itu tanpa wakilnya, Al Zawahiri. Bin Laden membawa kharisma dan uang, sementara Al Zawahiri membawa strategi dan ketrampilan organisasi yang diperlukan untuk membentuk militansi sel-sel jaringan itu di berbagai negara di seluruh dunia.
Ikatan keduanya ditempa pada akhir tahun 1980an ketika Al Zawahiri dilaporkan merawat miliuner Arab Saudi, Osama bin Laden, di gua-gua Afghanistan ketika Uni Soviet mengguncang pegunungan di sekitar mereka dengan serangkaian pemboman.
Al Zawahiri berada dalam daftar Teroris Paling Dicari Biro Penyidik Federal FBI di mana siapa pun yang dapat memberi informasi yang dapat digunakan untuk menangkap atau membunuhnya akan diberi hadiah 25 juta dolar.Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu sewaktu pasukan asing yang dipimpin AS mundur dan pemerintah dukungan Barat di Kabul serta pasukan keamanannya tumbang setelah menghadapi serangan Taliban yang mengejutkan.
Para pejabat AS telah melakukan kontak dengan para pemimpin Pakistan untuk meminta fasilitas “di angkasa” guna melakukan operasi kontraterorisme di Afghanistan yang terkurung daratan, setelah pasukan Amerika meninggalkan negara itu dan Taliban mengambil alih.
Koalisi militer pimpinan AS menginvasi Afghanistan pada Oktober 2001 dan menyingkirkan pemerintah Taliban ketika itu di Kabul untuk menghukumnya karena melindungi jaringan teror Al Qaeda. Bin Laden dan al-Zawahiri lolos dari aksi militer internasional.
Perjanjian AS-Taliban juga mengharuskan kelompok Islamis itu untuk tidak membiarkan organisasi teroris apapun, termasuk Al Qaeda, melancarkan ancaman terhadap keamanan AS dan negara-negara lain dari wilayah Afghanistan.
“Dengan menampung dan melindungi pemimpin Al Qaeda di Kabul, Taliban melanggar Perjanjian Doha dan jaminan yang disampaikan berulang kali kepada dunia bahwa mereka tidak akan membiarkan wilayah Afghanistan digunakan oleh teroris untuk mengancam negara-negara lain,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan. “Mereka juga mengkhianati rakyat Afghanistan dan keinginan mereka sendiri untuk mendapatkan pengakuan dari dan normalisasi hubungan dengan masyarakat internasional.”
Pujian atas Operasi di Kabul
Senator Ted Cruz memuji operasi itu. “Ini adalah pencapaian penting,” kata senator Texas itu dalam sebuah pernyataan. “Seluruh rakyat Amerika dapat bernapas lebih lega sekarang karena tahu Ayman al-Zawahiri, pemimpin al-Qaeda, telah disingkirkan. Serangan ini harus menjadi pesan bagi teroris di mana pun: jika kalian bersekongkol untuk membunuh warga Amerika, kami akan mencari dan membunuh kalian.”
Mantan Presiden AS Barack Obama memuji komunitas intelijen dan personel kontraterorisme, dan mengatakan serangan tersebut “adalah bukti bahwa membasmi terorisme tanpa berperang di Afghanistan mungkin dilakukan.”
“Dan saya berharap ini memberi sedikit kedamaian bagi keluarga 9/11 dan siapa pun lainnya yang telah menderita di tangan Al Qaeda,” cuit Obama.
PM Kanada Justin Trudeau menyebut kematian Zawahiri sebagai “satu langkah maju ke arah dunia yang lebih damai.”
Sementara itu kementerian luar negeri Saudi mengatakan, “Zawahiri dianggap sebagai salah seorang pemimpin terorisme yang memimpin perencanaan dan pelaksanaan operasi teroris kejam di AS dan Arab Saudi.”
Biden sendiri mengatakan bahwa pembunuhan itu dapat mengarah ke era baru.
“Kini karena kita telah menyingkirkan emir Al Qaeda, ia tidak akan pernah lagi – tidak akan pernah lagi – membiarkan Afghanistan menjadi tempat berlindung yang aman karena ia telah lenyap dan kami akan memastikan tidak ada hal lainnya yang terjadi. Anda tahu, ini (Afghanistan) tidak dapat lagi menjadi landasan peluncuran dalam melawan AS. Kita akan pastikan bahwa ini tidak akan terjadi.”
Sementara itu dalam beberapa tahun belakangan, Al Qaeda terus berkembang, meluncurkan grup-grup afiliasi yang melancarkan kekerasan di Timur Tengah, Afrika Barat dan Timur, serta di Asia Selatan. [em/jm/ah], [uh/ab/es]