Konflik antara Rusia dan Ukraina telah membuat pasar minyak dan gas global berada dalam situasi yang tidak stabil. Situasi tersebut menyebabkan masalah pasokan serta kenaikan harga yang mencapai lebih dari $110 per barel pada Kamis (3/3).
Periode yang tidak menentu dari konflik tersebut mempersulit perkiraan sejauh mana gangguan yang terjadi pada pasar energi global akan berlangsung. Kepada VOA, analis Gulf di Washington Theodore Karasik mengatakan bahwa “banyak faktor tidak pasti” dalam konfrontasi militer yang berlangsung saat ini mengakibatkan harga energi semakin naik.” Ia menambahkan bahwa “banyak perubahan yang sedang terjadi di industri energi."
BACA JUGA: AS Umumkan Sanksi Baru terhadap Lingkar Pertemanan Presiden Putin“Situasi dan harga energi akan bergantung pada seberapa lama konflik itu berlangsung dan bagaimana akhirnya. Kita sudah saksikan sejumlah sanksi yang diberikan kepada Rusia atas tindakannya di Ukraina. Sanksi terhadap Rusia di bidang energi akan memberi dampak pada bagaimana industri energi Rusia akan berjalan kedepannya namun kami tidak mempunyai gambaran yang jelas (soal itu) untuk saat ini,” kata Karasik lebih lanjut.
Sementara itu, pembelian minyak mentah Rusia terhenti karena ketidakpastian yang menhantui akan kemungkinan pemberlakuan sanksi langsung dari pihak Barat pada ekspor energi. Situasi tersebut menyebabkan harga minyak mentah Rusia anjlok dan memicu sejumlah pembeli mencari opsi lainnya.
Minyak mentah ekspor Rusia jenis Ural mencapai harga terendah dalam sesi perdagangan terbaru. Sebuah sumber dalam industri energi.
Seorang narasumber yang bekerja dalam industri perdagangan minyak, yang memiliki spesialisasi dalam pasar global, mengatakan kepada VOA bahwa pembeli minyak mentah dari Eropa kini sedang sibuk mencari pasokan minyak mentah lainnya.
PKN Orlen dari Polandia membeli kargo tambahan dari pemasok Aramco yang kebanyakan minyaknya berasal dari produksi di Laut Utara, Afrika Barat dan juga Amerika Serikat. Sumber yang tidak mau namanya disebut juga mengatakan kilang minyak China, terumata yang berada di provinsi Shandong, menjadi pembeli utama minyak mentah Rusia jenis Ural tersebut. [jm/mg]