Situasi di Suriah Timur Laut terus mendominasi politik AS sementara Washington membahas kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Donald Trump. Menurut laporan wartawan VOA Mike O’Sullivan, pemerintahan Trump membela penarikan pasukan AS dari kawasan tersebut dan gencatan senjata yang diperantarai AS, meskipun berbagai laporan menyatakan konflik terus berlanjut.
Berbagai laporan menyebutkan tentang jatuhnya korban di beberapa bagian Suriah Timur Laut yang masih dikuasai oleh laskar Kurdi yang menjadi sekutu Amerika sementara pasukan AS ditarik. Pasukan rezim Suriah juga menempati posisi-posisi mereka di Suriah Utara untuk menghadang pasukan Turki, di bawah kesepakatan lainnya antara laskar Kurdi dan Damaskus.
Para pejabat Kurdi memperingatkan tentang pembantaian yang masih terus berlangsung akibat serangan Turki, meskipun tercapai gencatan senjata yang diperantarai oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Wakil Presiden Mike Pence pekan lalu dengan Turki.
Your browser doesn’t support HTML5
Menteri Luar Negeri Pompeo, dalam acara televisi ABC This Week, mengemukakan, “Sejauh ini gencatan itu efektif. Ada banyak hal yang harus dilakukan untuk terus menerapkannya, tetapi kami optimistis. Saya mendapat laporan dalam setengah jam ini dari pimpinan senior saya yang mengindikasikan mengenai pertempuran yang relatif sedikit. Juga tembakan dengan senjata kecil yang sporadis. Satu dua kali tembakan mortir.”
Gencatan senjata, yang berlaku hingga Selasa tengah malam, memberi waktu bagi laskar Kurdi untuk mundur dari zona penyangga di perbatasan Suriah-Turki.
Penarikan pasukan AS dari kawasan itu telah dikritik oleh fraksi Demokrat dan banyak anggota fraksi Republik di Kongres.
BACA JUGA: Militer AS Seberangi Perbatasan Masuk ke IrakMitch McConnell, pemimpin mayoritas di Senat, mengemukakan, “Setiap presiden memiliki banyak kebebasan mengenai pasukan dan banyak di antara kita yang berargumen bahwa ini merupakan kekeliruan.”
Senator Demokrat Bob Menendez hari Minggu mengatakan, langkah tersebut memberi Rusia tambahan pengaruh melalui sekutunya, Suriah.
Senator Menendez dalam acara TV ABC This Week mengemukakan, “Tidak ada jaminan mengenai kepentingan kita, dan pada kenyataannya, Rusia tidak akan memiliki kewenangan besar mengenai masa depan Suriah, setiap orang di kawasan untuk menyesuaikan dan memikirkan kembali tentang bagaimana seharusnya aliansi mereka.”
Juga menjadi pertanyaan, nasib 10 ribu anggota ISIS yang ditahan pasukan Kurdi.
Trump pada Jumat lalu mengatakan bahwa para tahanan itu aman, terlepas dari laporan mengenai tahanan yang kabur dan dibebaskan.
“ISIS sepenuhnya kami jaga. Turki juga menjaganya secara terpisah. Mereka mengawasi semuanya,” jelas Presiden Donald Trump.
DPR AS pekan lalu dengan dukungan suara besar mengesahkan resolusi yang mengecam keputusan Trump menarik mundur pasukan AS dari Suriah, dengan 129 anggota fraksi Republik yang bergabung dengan fraksi Demokrat dalam menyatakan menentang keputusan Trump itu.
Tindakan seperti itu bersifat simbolis, dan fraksi Republik sejauh ini telah menghalangi langkah tersebut di Senat. [uh/lt]