Konflik Timur Tengah Jadi Agenda Utama KTT Uni Eropa-Negara Teluk

Seorang wartawan berdiri di depan logo Dewan Kerja Sama Teluk saat pelaksanaan pertemuan pucak di Kota al-Ula, Arab Saudi, 5 Januari 2021. (Foto: Fayez Nureldine/AFP)

Salah satu tujuan utama pertemuan itu adalah membahas cara menghindari konflik di Timur Tengah, agar tidak meluas.

Menghindari “konflik meluas” di Timur Tengah akan menjadi agenda utama ketika para pemimpin Uni Eropa dan negara-negara Teluk, bertemu di Brussels pekan ini, kata para pejabat Eropa pada Selasa (15/10).

Penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, termasuk di antara para kepala negara dan pemerintahan dari enam negara Teluk yang diharapkan menghadiri pertemuan puncak pertama, dengan rekan-rekan mereka di Uni Eropa pada Rabu (16/10).

Perdagangan, energi, dan perubahan iklim termasuk di antara isu-isu yang dibahas di ibu kota Belgia itu.

Namun, konflik Israel di Gaza dan Lebanon, dan risiko perang regional yang lebih luas, diperkirakan menjadi “topik utama”, kata para pejabat Uni Eropa.

“Salah satu tujuannya adalah untuk menghindari konflik meluas,” kata seorang pejabat. “Kedua belah pihak khawatir tentang hal ini,” tambah dia.

BACA JUGA: Dampak Setahun Konflik di Gaza bagi Negara Tetangga, Mesir

Uni Eropa (UE), yang beranggotakan 27 negara, berupaya untuk membina hubungan yang lebih erat dengan negara-negara dari Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC), yang menyatukan Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

UE merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi negara-negara GCC, tetapi pembicaraan mengenai pakta perdagangan telah berlangsung lama dan juga masih ada perbedaan pendapat seputar tema-tema lain, termasuk perang di Ukraina.

“Kami melihat lebih banyak kesamaan pandangan mengenai Timur Tengah,” kata pejabat lainnya.

Pesawat milik maskapai penerbangan Lebanon, Middle East Airlines (MEA), lepas landas dari Bandara Internasional Beirut-Rafic Hariri ketika Israel menggempur Hizbullah dari udara, tampak dari Sin El Fil, Lebanon, 11 Oktober 2024. (Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters)

Pembicaraan tersebut terjadi di tengah meningkatnya serangan Israel yang menarget militan Hizbullah di Lebanon.

“Kami memiliki kekhawatiran yang sama mengenai perdamaian dan keamanan di seluruh kawasan itu,” kata kepala diplomasi UE, Josep Borrell menjelang jamuan makan malam dengan para menteri luar negeri GCC pada Selasa.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dan Borrell akan berpartisipasi dalam pertemuan UE-GCC, bersama dengan para kepala dari 27 negara UE, menjelang pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa pada Kamis.

UE tidak memastikan pemimpin GCC mana yang akan melakukan perjalanan ke Brussels, tetapi para pejabat dari blok tersebut mengatakan negara-negara Teluk akan diwakili oleh kepala negara atau pemerintahan mereka.

BACA JUGA: KTT GCC ASEAN Dimulai di Riyadh, Arab Saudi

Saudi Press Agency kemudian mengonfirmasi bahwa Pangeran Mohammed akan hadir.

Uni Eropa telah menyerukan gencatan senjata di Lebanon dan Gaza.

Sebagai sekutu Barat, monarki Teluk yang kaya sumber daya alam ini semakin dekat dengan Iran, yang mendukung Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.

Mereka telah berulang kali menyerukan pembentukan negara Palestina berdampingan dengan Israel, dengan beberapa pihak memainkan peran kunci dalam negosiasi untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza.

“Kami siap untuk bertindak lebih dan meningkatkan kerja sama dalam menghadapi tantangan bersama,” kata Borrell tentang negara-negara Uni Eropa dan GCC. [ns/uh]