Para senator Amerika Serikat (AS) pada Selasa (7/12) mencapai kesepakatan untuk menyusun undang-undang yang berlaku sekali yang memungkinkan Demokrat memberi otoritas pinjaman kepada negara dan mencegah default kredit tanpa memerlukan suara dari fraksi Republik yang beroposisi.
Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui kesepakatan tersebut pada Selasa (7/12) malam. Kesepakatan tersebut diharapkan dapat disetujui oleh Senat dalam beberapa hari mendatang, sehingga memungkinkan anggota kongres menghindari krisis ini dengan jumlah suara mayoritas sederhana sebanyak 51 suara dalam pemungutan suara di Senat.
Pusat Kebijakan Bipartisan pada minggu lalu mengatakan bahwa AS kemungkinan tidak akan mampu memenuhi kewajiban pembayaran kembali utang-utangnya antara 21 Desember dan 28 Januari. Menteri Keuangan AS Janet Yellen malah menetapkan tenggat yang lebih dini, yaitu pada Rabu (15/12) mendatang.
“Tidak ada pihak yang ingin melihat AS tidak bisa memenuhi kewajibannya. Sebagaimana telah diperingatkan oleh Menteri Yellen, kegagalan membayar utang bisa menghancurkan semua yang telah kita lakukan bagi pemulihan krisis COVID,” kata Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer.
Amerika membelanjakan lebih banyak uang dibanding dengan dana yang terkumpul melalui pajak. Jadi, AS meminjam uang lewat penerbitan surat-surat berharga, instrumen finansial yang dinilai merupakan investasi yang paling terpercaya, untuk menutupi kekurangan tersebut. [jm/ka]