Kongres Ke-7 Partai Pekerja Dimulai di Pyongyang

Seorang polisi perempuan Korea Utara mengatur lalu lintas di persimpangan jalan kota Pyongyang, yang di sekitarnya dipenuhi oleh dekorasi bendera partai yang berkuasa di negara itu (5/5).

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Asia memantau dengan seksama situasi di Semenanjung Korea selama pertemuan tingkat tinggi para wakil partai yang diperkirakan menghasilkan perombakan beberapa pejabat penting.

Korea Utara melangsungkan salah satu pertemuan politik paling besar dalam 36 tahun sewaktu Kongres ke-7 Partai Pekerja dimulai, Jumat (6/5) di Pyongyang. Namun, para wartawan asing yang datang ke Pyongyang untuk meliput peristiwa itu tidak segera diperkenankan masuk ke lokasi di mana kongres berlangsung. Reporter VOA Nike Ching melaporkan dari Kantor Departement Luar Negeri Amerika Serikat.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Asia memantau dengan seksama situasi di Semenanjung Korea selama pertemuan tingkat tinggi para wakil partai yang diperkirakan menghasilkan perombakan beberapa pejabat penting.

Washington juga mengantisipasi pemerintah yang mengisolasi diri itu kemungkinan memanfaatkan peristiwa tersebut untuk meluncurkan misil atau melangsungkan uji coba nuklir.

"Kami akan terus mencari cara-cara yang memungkinkan kami memberlakukan atau meningkatkan tekanan terhadap Korea Utara, sementara kami memastikan bahwa keamanan di Semenanjung Korea tetap terjaga," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner, Kamis (5/5).

Pyongyang telah melangsungkan beberapa uji misil balistik dalam beberapa bulan terakhir dan ujicoba nuklir keempat Januari lalu. Toner mengatakan Amerika akan menyambut baik setiap isyarat yang menunjukkan menurunnya sikap bermusuhan rezim Korea Utara.

Direktur Badan Intelijen Nasional AS James Clapper tiba di Seoul sebelumnya pekan ini.

Menurut Kantor Berita Korea Selatan Yonhap, Clapper bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min-koo dan membahas isu-isu keamanan. Kemungkinan bahwa Korea Utara akan melangsungkan ujicoba nuklir lagi juga dibahas.

"Kim Jong-un perlu menyampaikan laporan yang merangkum prestasi Partai Pekerja Korea sejak kongres terakhir pada 1980 dan mengajukan pedoman-pedoman kebijakan baru. Mengenai pedoman kebijakan, saya perkirakan ia akan menyorot Byungjin," kata James Person, cendekiawan dari Woodrow Wilson Center for Scholars di Washington DC, kepada VOA, Kakis (5/5).

Byungjin adalah kebijakan pembangunan simultan program nuklir dan industri-industri barang konsumsi.

Namun Person memperkirakan tidak akan ada pedoman kebijakan baru dalam pembangunan ekonomi karena Kongres Partai Pekerja Korea Utara biasanya sudah dirancang sebelumnya dan tidak mengumumkan kebijakan besar.

Rezim Pyongyang berhasil membuat rakyatnya percaya bahwa Kim Jong-un adalah seorang pemimpin besar dan terhormat yang membanggakan, seperti diungkapkan oleh seorang pekerja konstruksi bernama Pak Jung Hwa.

"Kami sangat senang dan bange bahwa tradisi revolutie terhormat, yang dibangun para pemimpin besar kami, semakin membesarkan negara kami dan bahwa pemimpin terhormat kami Kim Jong-un mempertahankan negara kami sebagai negara nomor satu di dunia, memberikan kebanggaan bagi sistem sosialisme negara kami sehingga kami bisa menyombongkan negara kami tanpa rasa takut," jelasnya.

Sementara mengantisipasi kemungkinan munculnya provokasi baru dari Korea Utara, termasuk uji coba nuklir kelima, para pejabat tinggi AS memperingatkan perlunya langkah-langkah tambahan untuk menghukum Pyongyang serta membela Washington dan sekutu-sekutunya.

"Meskipun melancarkan berbagai provokasi tidak bersahabat, saya kira Korea Utara menyadari adanya konsekuensi bila melakukan serangan," jelas Asisten Menteri Luar Negeri AS Daniel Russel mengatakan, Selasa (3/5), dalam sebuah acara yang diselenggarakan Pusat Kajian Strategis dan Internasional.

Washington telah memulai diskusi resmi dengan Seoul mengenai kemungkinan membangun sistem pertahanan misil canggih di Korea Selatan yang disebut Terminal High Altitude Area Defense (THADD). [ab/lt]