Para anggota Kongres Amerika mengadakan sidang dengar pendapat mengenai kebijakan Amerika terhadap Burma, Rabu (25/4).
Sidang Subkomisi Masalah Luar Negeri DPR itu diadakan di saat sekelompok organisasi HAM berpengaruh, termasuk Human Rights Watch dan tujuh kelompok lain yang berbasis di Amerika, mempertanyakan keputusan Washington untuk melonggarkan beberapa sanksi terhadap Burma.
Kelompok itu mengatakan setiap pelonggaran sanksi lebih jauh hendaknya dilakukan setelah reformasi politik tambahan, termasuk pembebasan lebih banyak tahanan politik, pengakhiran pertempuran dengan suku-suku yang memberontak, dan amandemen undang-undang dasar yang dirancang militer itu.
Amerika Serikat telah melonggarkan larangan investasi, sebagian pembatasan bepergian, dan sanksi lain awal April setelah Burma mengadakan pemilihan khusus, dimana partai politik pemimpin pro-demokrasi Aung San Suu Kyi memenangkan 43 dari 44 kursi yang diperebutkan.
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika, Kurt Campbell, mengatakan bahwa 50 tahun yang lalu, Burma adalah negara yang paling kaya, paling dinamis dan paling memberi harapan di Asia Timur. Dan saat ini, Burma merupakan salah satu negara yang paling terbelakang di kawasan itu dan di dunia. Menurut Campbell, sudah saatnya dunia membawa Burma ke abad ke-21 dan menjauhi sejarah yang telah dicemari oleh kekerasan, penindasan dan kurangnya kesempatan.
Mantan anggota Kongres Tom Andrews, presiden kelompok 'Bersatu Mengakhiri Genosida', mengingatkan bahwa pemerintah Burma masih dapat mencabut setiap perubahan positif dan masih ada kekerasan militer terhadap kaum sipil yang tidak bersalah.
Kelompok itu mengatakan setiap pelonggaran sanksi lebih jauh hendaknya dilakukan setelah reformasi politik tambahan, termasuk pembebasan lebih banyak tahanan politik, pengakhiran pertempuran dengan suku-suku yang memberontak, dan amandemen undang-undang dasar yang dirancang militer itu.
Amerika Serikat telah melonggarkan larangan investasi, sebagian pembatasan bepergian, dan sanksi lain awal April setelah Burma mengadakan pemilihan khusus, dimana partai politik pemimpin pro-demokrasi Aung San Suu Kyi memenangkan 43 dari 44 kursi yang diperebutkan.
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika, Kurt Campbell, mengatakan bahwa 50 tahun yang lalu, Burma adalah negara yang paling kaya, paling dinamis dan paling memberi harapan di Asia Timur. Dan saat ini, Burma merupakan salah satu negara yang paling terbelakang di kawasan itu dan di dunia. Menurut Campbell, sudah saatnya dunia membawa Burma ke abad ke-21 dan menjauhi sejarah yang telah dicemari oleh kekerasan, penindasan dan kurangnya kesempatan.
Mantan anggota Kongres Tom Andrews, presiden kelompok 'Bersatu Mengakhiri Genosida', mengingatkan bahwa pemerintah Burma masih dapat mencabut setiap perubahan positif dan masih ada kekerasan militer terhadap kaum sipil yang tidak bersalah.