Para pejabat kesehatan Pakistan pada Kamis (1/9) melaporkan wabah penyakit yang ditularkan melalui air di daerah-daerah yang dilanda banjir. Pihak berwenang, sementara itu, terus meningkatkan upaya untuk memastikan penyediaan air layak minum bagi ratusan ribu orang yang kehilangan rumah dalam bencana banjir terbesar di negara itu baru-baru ini.
Diare, penyakit kulit dan infeksi mata menyebar di kamp-kamp pengungsi yang didirikan pemerintah di berbagai penjuru negara itu. Lebih dari 90 ribu kasus diare dilaporkan dari salah satu provinsi yang paling parah dilanda banjir, Sindh, dalam 24 jam terakhir, menurut laporan yang dirilis para pejabat kesehatan.
Perkembangan terbaru ini muncul sehari setelah Pakistan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengemukakan kekhawatiran mengenai penyebaran penyakit semacam itu di kalangan korban banjir. Pakistan menyalahkan perubahan iklim atas hujan monsun yang lebat dan datang lebih awal tidak seperti biasanya. Hujan sejak Juni telah menyebabkan banjir bandang yang menewaskan 1.191 korban dan berdampak pada 33 juta orang. Sekitar satu juta rumah juga rusak atau hancur akibat banjir ini.
Air banjir terus surut di sebagian besar Pakistan, tetapi banyak distrik di provinsi bagian selatan, Sindh, masih terendam air.
Hampir setengah juta orang yang mengungsi karena banjir kini tinggal di kamp-kamp bantuan. Di Sindh, ribuan kamp medis didirikan di daerah-daerah yang dilanda banjir untuk mengobati para korban, kata Dr. Azra Fazal Pechuho, menteri kesehatan provinsi itu. Unit-unit kesehatan keliling juga dikerahkan. WHO menyatakan meningkatkan pengawasan untuk diare akut, kolera serta berbagai penyakit menular lainnya, dan menyediakan pasokan medis ke fasilitas-fasilitas kesehatan.
Para dokter mengatakan pada awalnya mereka melihat pasien yang kebanyakan trauma karena banjir, tetapi sekarang mereka merawat ribuan orang yang menderita diare, infeksi kulit dan berbagai penyakit lain yang ditularkan melalui air. Banyak perempuan hamil di daerah yang dilanda banjir juga terpapar risiko itu.
Menurut Dana Kependudukan PBB, 6,4 juta korban banjir di Pakistan memerlukan bantuan kemanusiaan. Organisasi itu mengatakan sekitar 650 ribu perempuan hamil di daerah-daerah yang dilanda banjir, termasuk 73 ribu yang diperkirakan akan melahirkan bulan depan, memerlukan layanan kesehatan untuk ibu. [uh/ab]