Korban Ledakan Bom Mobil di Filipina Selatan Meningkat

Beberapa bangunan dan mobil terbakar menyusul insiden ledakan bom di Cotabato, FIlipina Selatan (5/8).

Kepala kepolisian kota Cotabato mengatakan dua korban ledakan bom meninggal di rumah sakit, Senin malam (5/8), meningkatkan jumlah korban menjadi delapan orang.
Jumlah korban tewas dalam ledakan bom mobil di Filipina selatan naik menjadi delapan hari Selasa, sementara pihak berwenang menyelidiki apakah seorang pejabat setempat adalah sasaran pemboman tersebut.

Para pejabat Filipina mengatakan satu bom yang kuat yang tampaknya dipasang di sebuah kendaraan meledak di jalan besar yang ramai di sebuah kota Filipina selatan yang rawan.

Bom itu meledak di sebuah jalan besar di kota Cotabato pada waktu kendaraan yang membawa kepala administrasi kota Cynthia Guiani-Sayadi sedang lewat. Ia tidak cedera, tetapi salah seorang pengawal pribadinya di sebuah mobil van di dekatnya tewas.

Pihak berwenang mengatakan Guiani-Sayadi telah menerima ancaman dalam beberapa hari ini, tetapi mereka belum menyebut kemungkinan tersangka atau kelompok yang mungkin bertanggung-jawab.

Tentara dan polisi menutup daerah sepanjang jalan Sinsuat Avenue di kota Cotabato sementara pemadam kebakaran dan ambulans tiba di tempat yang kacau itu pada saat lalu lintas ramai, Senin sore (5/8). Para saksi melihat sedikitnya empat orang yang berlumuran darah tergeletak di jalan, sementara mobil-mobil dan bangunan terbakar setelah ledakan itu.

Kebakaran tersebut merusak kabel listrik dan telepon, dan menyebabkan pemadaman di dekatnya.

Kepala kepolisian kota Rolen Balquin mengatakan hari Selasa bahwa dua korban meninggal malam harinya di rumah sakit, yang meningkatkan jumlah korban jiwa menjadi delapan. Ia mengatakan seorang polisi termasuk salah satu korban dalam insiden tersebut.

Sedikitnya 33 orang luka oleh pecahan bom dan puing-puing yang melayang dari mobil dan sepeda motor yang rusak oleh ledakan. Beberapa luka berat dari ke-13 korban cedera yang masih dirawat di rumah sakit hari Selasa (6/8). Belum ada yang mengklaim tanggung-jawab atas serangan itu.

Cotabato, pusat perdagangan yang ramai 880 kilometer sebelah selatan Manila, sebelumnya sudah pernah menderita akibat serangan bom yang diperkirakan dilakukan oleh pemberontak Muslim dan komplotan pemeras di wilayah itu.
Pemboman sebelumnya menghantam kota Cagayan de Oro tanggal 26 Juli, menewaskan delapan orang di sebuah restoran.